BOLASPORT.COM - Berbicara mengenai kemampuan ahli medis klub-klub Spanyol, sangat penting untuk memperhatikan kasus di Getafe FC.
Getafe merupakan satu-satunya klub LaLiga Santander dengan perempuan dalam jajaran staf medisnya: Ana De la Torre.
“Ini merupakan kehormatan. Telah lama ada batasan bagi perempuan di dunia sepak bola dan sekarang sudah berubah," katanya.
"Saya ingin berterima kasih kepada Christopher Oyola, Kepala Layanan Medis Getafe CF, yang membuka pintu klub ini kepada saya,” jelas dokter di Getafe ini.
Terlebih lagi, klub sederhana yang sukses di selatan Madrid ini juga memiliki dokter perempuan, Fátima Brena, yang bekerja untuk tim cadangan.
Baca Juga: Kolaborasi LaLiga dan Si Juki, Kampanye Gerakan #Dirumahaja bagi Penggemar di Indonesia
Baca Juga: EKSKLUSIF - Bagaimana Klub LaLiga Berusaha Akhiri Problem Cedera
Baca Juga: Bagaimana Klub LaLiga Berusaha Akhiri Problem Cedera, Maksimalkan Teknologi (Bagian 2)
Baca Juga: Bagaimana Klub LaLiga Berusaha Akhiri Problem Cedera, Rehabilitasi (Bagian 3)
Komitmen terhadap bakat dan profesionalitas, terlepas dari jenis kelamin, merupakan sebuah isu yang kita lihat mengalami kemajuan di sepak bola Spanyol.
“Memiliki dokter perempuan sepertinya terlihat sangat biasa bagi para pemain Getafe.
"Banyak pesepak bola yang telah datang dan pergi dari Getafe beberapa tahun ini dan mereka masih menelepon saya untuk konsultasi, meskipun sudah berada di klub lain ataupun negara lain, bahkan pemain yang sudah gantung sepatu,” ujar Ana De la Torre, yang masih memiliki kisah luar biasa untuk diceritakan.
"Saat kami bermain tandang, karena hanya saya perempuan dalam kelompok, salah satu staf keamanan bahkan mengira saya bukan bagian dari klub dan mencoba menyusup dengan para pemain. Para pemain mengatakan bahwa saya adalah bagian dari mereka, dan menjelaskan bahwa saya adalah dokternya.”
Untungnya, klub-klub LaLiga tidak hanya membuat langkah besar dalam hal menjaga kesehatan pemain mereka, tetapi juga di bidang lain seperti kesetaraan gender.
Faktanya adalah bahwa kesehatan dalam sepak bola tidak membedakan antara pria dan wanita, hanya cedera, waktu pemulihan, dan lubang hitam itu menelan 15 juta euro setiap tahun.
Hal ini membuat LaLiga membuat terobosan penting dalam mengatasinya.
Artikel ini kami hadirkan kepada para pembaca melalui kerja sama eksklusif Kompas.com dan BolaSport.com dengan LaLiga.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | LaLiga |
Komentar