Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

MOMEN JUARA - Saat Kemenangan Valentino Rossi Naikkan Martabat Pembalap MotoGP

By Ardhianto Wahyu Indraputra - Minggu, 19 April 2020 | 07:00 WIB
Detik-detik kemenagan pembalap Gauloises Fortuna Yamaha, Valentino Rossi (kanan), dalam balapan MotoGP Afrika di Sirkuit Phakisa Freeway, Welkom, Afrika Selatan, 18 April 2004.
TWITTER.COM/JESSANSAN
Detik-detik kemenagan pembalap Gauloises Fortuna Yamaha, Valentino Rossi (kanan), dalam balapan MotoGP Afrika di Sirkuit Phakisa Freeway, Welkom, Afrika Selatan, 18 April 2004.

BOLASPORT.COM - Kemenangan perdana dengan Yamaha tidak hanya berarti penting bagi Valentino Rossi, tetapi juga seluruh koleganya yang berjibaku di MotoGP.

Minggu tanggal 18 April 2004, ribuan mata di tribune Sirkuit Phakisa, Welkom, Afrika Selatan, tertuju kepada pembalap jangkung yang duduk di samping motornya.

Pembalap itu memang terlihat sedih dengan posisi kepala yang tertunduk. Namun begitu, dia bukannya sedih melainkan tertawa karena bahagia.

Pembalap itu adalah Valentino Rossi. Dia mengalami momen terpenting dalam hidupnya karena sukses membuktikan talentanya sebagai seorang pembalap.

Baca Juga: Sudah Mulai Terjual, Ini Daftar Harga Jersey Timnas Indonesia

Semuanya dimulai pada 2003, publik dibuat bertanya-tanya ketika Rossi tidak kunjung memperpanjang kontraknya dengan tim jawara, Repsol Honda.

Padahal, Rossi sedang mengalami masa kejayaan dengan Honda. Tahun 2003 menandai dominasi Rossi dengan meraih 9 kemenangan dan selalu finis tiga besar di MotoGP.

Akan tetapi, kultur di dalam tubuh Honda yang sangat mengagungkan motor balapnya diketahui membuat Rossi jengah.

"Bagi Honda, pembalap seperti lampu. Kalau lampunya mati Anda tinggal menggantinya," kata mantan kepala kru Rossi, Jeremy Burgess.

Baca Juga: Atlet Pelaku Doping Bisa Ikut Olimpiade 2021, Asalkan...

Honda memang sangat dominan saat itu. Sejak 1994 hingga 2003, pabrikan asal Tokyo tersebut hanya sekali gagal menjadi juara di kelas premier GP500/MotoGP.

Rossi pada akhirnya membulatkan tekad untuk pindah. Setelah bernegosiasi dengan Ducati dan Yamaha, nama pabrikan terakhir menjadi destinasi pilihan Rossi.

Keputusan Rossi pindah ke Yamaha terbilang mengejutkan. Sebab, Yamaha dalam posisi terseok-seok setelah kalah bersaing dari Honda dan Ducati pada musim itu.

Keputusan hijrah ke Yamaha membuat Rossi tidak lagi dijagokan dalam perburuan gelar juara dunia MotoGP musim berikutnya.

Baca Juga: Beri Mike Tyson 6 Minggu dan Deontay Wilder Bisa Dibikin KO dalam 1 Menit

Selain karena status Yamaha sebagai pabrikan medioker, Rossi dilarang Honda untuk melakoni tes pramusim dengan Yamaha sebelum kontraknya habis pada akhir tahun.

Beruntung kerja keras insinyur Yamaha dan kru kepercayaan Rossi untuk mewujudkan motor yang kompetitif membuahkan hasil.

Setelah hanya memiliki waktu empat bulan untuk beradaptasi dengan motornya, Rossi menghadapi seri pembuka MotoGP Afrika pada pertengahan April.

Tidak banyak yang mengira Rossi akan langsung melesat. Meski begitu, pembalap asal Tavullia itu mendapatkan bekal bagus ketika meraih pole position.

Baca Juga: Akibat Banyak Omong, Deontay Wilder Disentil Anthony Joshua

Start dari posisi terdepan membantu Rossi untuk memimpin balapan 28 lap tersebut sejak awal.

Posisi Rossi bukannya aman. Tak sampai satu lap, Max Biaggi dari tim Camel Honda langsung mengancam Rossi tepat di belakangnya.

Keunggulan Honda dalam hal top speed dimanfaatkan Biaggi untuk mengambil alih posisi pertama dari di bagian trek lurus pada lap keempat.

Rossi dan Biaggi kemudian terlibat persaingan sengit. Mereka terlibat duel sendirian sementara pembalap lain tertinggal di belakang.

Baca Juga: Siap-siap, Marc Marquez Diyakini Bakal Susul Gelar Juara Dunia Milik Valentino Rossi

Biaggi berusaha membuka jarak dari Rossi ketika balapan menyisakan enam lap. Rossi membalas dengan melakukan block pass di Tikungan 10 pada lap ke-26.

Rossi berusaha memperlebar gap tetapi Biaggi menolak menyerah. Jarak dengan rival terbesarnya tak pernah cukup bagi Rossi untuk mengunci kemenangannya.

Ancaman Biaggi semakin terasa nyata bagi Rossi ketika rider berjulukan The Roman Emperor mencetak waktu lap tercepat sebelum lap terakhir.

Beruntung bagi Rossi, dia berhasil menjaga keunggulannya hingga garis finis.

Baca Juga: Vettel Khawatirkan Para Kru Tim Jika Jadwal Baru F1 2020 Terlalu Padat

Rossi finis 0,2 detik di depan Biaggi. Sementara dengan pembalap Yamaha terdekat yaitu Norick Abe di posisi ke-9, Rossi finis lebih cepat 36 detik!

Rossi mencetak sejarah menjadi pembalap pertama di MotoGP yang dapat menang secara back-to-back bersama dua pabrikan berbeda.

Pada musim sebelumnya, Rossi juga mempersembahkan kemenangan bagi Honda dalam balapan terakhir di Valencia.

Kemenangan di Welkom tak hanya berarti bagi Rossi. Pasalnya, Rossi disebut telah mengubah pandangan bahwa hasil balapan ditentukan oleh motor alih-alih pembalapnya.

Baca Juga: Murray Masih Kesal Dikalahkan Djokovic di Final French Open 2016

"Kemenangan fantastis Rossi mungkin telah menandai era baru di MotoGP ... bahwa seberapa hebat mesinnya, pembalap yang paling utama," tulis jurnalis Crash.net, Peter McLaren, saat itu.

Honda mengalami pukulan besar atas kepindahan Rossi.

Sementara Rossi menambah empat gelar juara bareng Yamaha, Honda harus menunggu lama untuk benar-benar mendapatkan material juara berikutnya.

Diselingi kejutan semusim Nicky Hayden dan investasi yang berakhir dini dengan Casey Stoner, Honda baru mendapatkan sosok pemenang nyata dalam diri Marc Marquez.

Baca Juga: MotoGP Butuh Valentino Rossi untuk Bisa Bangkit dari Krisis

Honda tampaknya telah belajar bahwa mengamankan jasa pembalap terbaik adalah langkah penting untuk berkuasa di MotoGP.

Setelah merekrut Si Bayi Alien pada 2013, Honda tidak ragu untuk memastikan rider penghasil gelar tersebut terus berada di garasi mereka.

Nyinyiran dari kubu rival juga tidak dipedulikan Honda ketika menyodorkan kontrak empat tahun kepada Marquez agar tetap membalap bagi mereka hingga 2024.

"Kami berhasil mendapatkan pembalap terbaik selama empat tahun dan para rival tidak akan bisa mendapatkannya," kata Manajer Tim Repsol Honda, Alberto Puig.

"Kami adalah tim pertama yang melakukannya. Kita lihat saja apakah ada tim lain yang berminat melakukannya dengan pembalap semenarik Marc."

Baca Juga: Setelah Francesco Bagnaia, Ducati Incar Jebolan Akademi Valentino Rossi Lainnya

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Ardhianto Wahyu Indraputra
Sumber : berbagai sumber
REKOMENDASI HARI INI

Liga Voli Korea - Idolanya Dapat Suara Terbanyak dalam Voting All Star, Megawati Tetap Masuk meski Kalah dalam Peringkat

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
12
31
2
Man City
12
23
3
Chelsea
12
22
4
Arsenal
12
22
5
Brighton
12
22
6
Tottenham
12
19
7
Nottm Forest
12
19
8
Aston Villa
12
19
9
Fulham
12
18
10
Newcastle
12
18
Klub
D
P
1
Persebaya
11
24
2
Persib
11
23
3
Borneo
11
21
4
Bali United
11
20
5
Persija Jakarta
11
18
6
PSM
11
18
7
PSBS Biak
11
18
8
Arema
11
18
9
Persita
11
18
10
Persik
11
15
Klub
D
P
1
Barcelona
14
34
2
Real Madrid
13
30
3
Atlético Madrid
14
29
4
Villarreal
13
25
5
Athletic Club
14
23
6
Osasuna
14
22
7
Girona
14
21
8
Mallorca
14
21
9
Real Betis
14
20
10
Real Sociedad
14
18
Klub
D
P
1
Napoli
13
29
2
Atalanta
13
28
3
Inter
13
28
4
Fiorentina
13
28
5
Lazio
13
28
6
Juventus
13
25
7
Milan
12
19
8
Bologna
12
18
9
Udinese
13
17
10
Empoli
13
16
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
404
2
F. Bagnaia
388
3
M. Marquez
320
4
E. Bastianini
320
5
B. Binder
183
6
P. Acosta
181
7
M. Viñales
163
8
F. Morbidelli
140
9
F. Di Giannantonio
139
10
A. Espargaro
136
Close Ads X