BOLASPORT.COM – Petenis asal Australia, Nick Kyrgios, menolak untuk bermain dalam turnamen tenis jika diselenggarakan tanpa kehadiran penonton.
Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh negara membuat turnamen tenis harus ditunda hingga pertengengahan Juli.
Mengingat risiko penyebaran virus corona masih menjadi kekhawatiran, wacana menggelar turnamen tanpa penonton dilontarkan.
Namun begitu, tidak semua pihak setuju dengan ide tersebut. Nick Kyrgios menjadi salah satu petenis yang menolak ide turnamen tertutup.
Baca Juga: Roberto Carlos Kapok Cetak 7 Gol dalam 7 Laga untuk Inter Milan sehingga Gabung Real Madrid
Sikap itu diutarakan Kyrgios saat berbincang dengan kompatriotnya, Thanasi Kokkinakis, lewat Instagram.
"100 persen tidak," kata Kyrgios, dilansir BolaSport.com dari Reuters.
Kendati ada penolakan, melarang penonton hadir ke arena menjadi solusi termudah untuk menggelar turnamen di tengah ancaman pandemi.
Panitia ajang Grand Slam US Open 2020 pada September mendatang juga mempertimbangkan opsi turnamen tanpa penonton meski peluangnya kecil.
Baca Juga: Arema FC Tanggapi Robert Alberts yang Pernah Disakiti Singo Edan
Bahkan, Australian Open yang baru digelar pada Januari 2021 telah harus menghadapi potensi digelar tanpa penonton.
Hal itu seperti dikatakan Direktur Eksekutif Australian Open, Craig Tiley.
"Kejadian yang luar biasa ini menuntut kita untuk memiliki keterampilan dalam perencanaan yang lebih luas dengan mengeksplorasi beragam pilihan," kata Craig Tiley.
"Kita harus siap dalam lingkungan yang berbeda."
"Misalnya, ketergantungan tinggi dari perjalanan internasional, kami melihat apa yang harus kami lakukan jika pemain perlu dikarantina sebelum diizinkan masuk ke Australia."
"Contoh lain jika kegiatan publik masih belum diizinkan atau dibatasi pada tahun depan, kami sedang melihat kemungkinan menjalankannya untuk siaran langsung saja."
"Ini hanya dua dari banyak skenario yang harus terus dipertimbangkan," sambungnya.
Baca Juga: Lawan COVID-19, Persib Bandung Salurkan Bantuan APD ke 10 Rumah Sakit di Kota Bandung
| Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
| Sumber | : | Reuters |
Komentar