BOLASPORT.COM - Jack Miller mencapai titik puncak dalam kariernya ketika meraih kemenangan pertama di MotoGP. Malang, pesta kemenangannya ternoda karena denda.
Sebuah kemenangan akan berarti banyak bagi seorang pembalap di MotoGP. Lebih-lebih bagi mereka yang lebih sering berkutat di barisan tengah.
Keajaiban itu dialami oleh Jack Miller, pembalap asal Australia yang mengambil kelas akselerasi karena dari kelas Moto3 langsung naik ke kelas MotoGP.
Peristiwa terbaik bagi Miller—untuk saat ini—di MotoGP tersebut terjadi dalam balapan MotoGP Belanda pada musim 2016.
Baca Juga: Liverpool Ingin Datangkan Willian dari Chelsea, Krisis COVID-19?
Awal kisahnya sebenarnya tidak berjalan begitu baik bagi Miller yang kala itu membela tim kasta ketiga Marc VDS Honda.
Diliputi motivasi tinggi karena hasil 10 besar pertamanya pada seri sebelumnya, Miller justru gigit jari karena hasil buruk sepanjang dua hari pertama MotoGP Belanda 2016.
Miller terjatuh di Tikungan 10 saat sesi kualifikasi pertama. Alhasil, alih-alih lolos ke kualifikasi kedua untuk posisi start yang lebih baik, Miller terdampar di urutan ke-18.
Meski begitu, Miller tetap optimistis.
Baca Juga: WTA Sambut Baik Usulan Roger Federer Soal Penggabungan dengan ATP
"Saya memiliki ritme yang kuat di lintasan kering maupun basah. Saya juga pernah start dari belakang sebelumnya, jadi saya tahu apa yang akan saya hadapi," ujar Miller saat itu.
Kepercayaan diri Miller bukan omong kosong belaka. Dia sanggup tampil kompetitif dalam balapan yang terbagi dalam dua babak tersebut.
Pada babak pertama sebelum balapan dihentikan di tengah jalan karena hujan deras, Miller sanggup memperbaiki posisinya hingga berada di posisi kedelapan.
Balapan kemudian dilanjutkan setelah hujan berhenti dan lintasan dinyatakan aman.
Baca Juga: Bos McLaren: Semua Tim Formula 1 Sudah Siap Hadapi Musim 2020
Pencapaian pada awal lomba menjadi bekal berguna bagi Miller karena dia kini start dari baris ketiga atau tepatnya posisi delapan.
Miller tak menyia-nyiakan momentum yang dimilikinya. Pada lap pertama runner-up Moto3 2014 tersebut langsung naik empat setrip ke posisi empat.
Dewi Fortuna kemudian seolah memberikan jalan bagi Miller untuk mencetak sejarah.
Pada lap berikutnya Miller naik satu posisi ke urutan ketiga setelah Andrea Dovizioso (Ducati) yang berada di posisi kedua terjatuh.
Baca Juga: Ingin Dapat Ucapan Selamat Ulang Tahun dari Mike Tyson? Dengan Uang 8 Juta Bisa
Tak berselang lama giliran Valentino Rossi (Movistar Yamaha) yang gagal finis karena mengalami crash ketika sedang memimpin balapan.
"Ketika Dovi jatuh saya pikir 'wow, posisi tiga sudah bagus', lalu Vale juga terjatuh. Saat itu saya berpikir 'tunggu dulu, saya bisa menang nih'," ucap Miller mengenang.
Keyakinan Miller semakin kuat ketika Marc Marquez (Repsol Honda) yang berada di depannya tampak memilih bermain aman di sisa balapan.
Marquez memang tidak perlu lagi hasil istimewa karena rival utamanya meraih hasil buruk, Rossi gagal finis sementara Jorge Lorenzo (Movistar Yamaha) tertahan di belakang.
Baca Juga: Alihkan Fokus, PBSI Ajukan Pembatalan Untuk Indonesia Master 2020
"Jadi saya menyimpulkan Marquez tidak akan terlalu keras mempertahankan posisinya jika saya mencoba menyalipnya," pikir Miller.
Miller lantas menyalip Marquez di chicane sebelum garis start/finis. Untuk pertama kalinya dia berhasil berada di posisi terdepan dalam balapan MotoGP.
Satu-satunya tantangan yang tersisa bagi Miller adalah menjaga kecepatannya saat lintasan mulai mengering tetapi tidak merata.
Miller berhasil melaluinya. Untuk terakhir kalinya dia menoleh ke belakang demi melihat posisi Marquez sebelum melakukan wheelie hingga garis finis.
Baca Juga: Drama Transfer Gareth Bale, Pandemi COVID-19 Paksa Real Madrid Buat Keputusan Sulit
Sejarah berhasil dicetak Miller saat itu. Dia menjadi pembalap tim non-pabrikan di MotoGP yang berhasil menang sejak Toni Elias pada musim 2006.
Miller juga menjadi pemenang pertama di MotoGP selain Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, Marc Marquez, Dani Pedrosa, atau Casey Stoner dalam lima musim terakhir saat itu.
Selebrasi "shoey" atau meminum sampanye dari sepatu yang dilakukan Miller menjadi penutup yang manis dari balapan yang penuh dengan kejutan itu.
Sayangnya, perayaan Miller tersebut membuatnya berada dalam masalah. Fakta itu diungkapkan Miller dalam wawancara dengan BT Sport baru-baru ini.
Baca Juga: Pelatih Madura United Berikan Menu Latihan Berbeda Saat Ramadan
"Honda mendenda saya karena saya minum dari sebuah sepatu setelah berhasil menang," kata Miller mengenang, dilansir BolaSport.com dari GPOne.
"Itu adalah selebrasi setelah balapan. Ketika Anda sudah menang, mereka tidak bisa memberi Anda hukuman," ucapnya menambahkan.
Sebagai informasi, Miller saat itu dikontrak secara langsung oleh Honda meski tidak sekalipun mendapat kesempatan tampil bareng tim pabrikan.
Selebrasi shoey yang dilakukan Miller menjadi viral setelah kompatriotnya dari ajang Formula 1, Daniel Ricciardo, juga melakukannya pada tahun yang sama.
Baca Juga: Langgar Aturan Lockdown, 4 Pemain Arsenal Ini Jadi Covidiot Liga Inggris Terbaru
Valentino Rossi pun tergoda melakukan selebrasi serupa ketika menjadi runner-up dalam balapan di dekat kampung halamannya, Misano, pada 2016.
Honda mungkin tidak akan menduga bahwa selebrasi yang mereka anggap tidak pantas tersebut justru akan menjadi tren di dunia balap.
Formula 1 bahkan rela repot-repot mendaftarkan hak cipta "Shoey" untuk barang komersial seperti figur, gelas, cangkir, hingga botol.
Padahal, shoey merupakan tradisi yang berasal dari Negeri Kanguru. Tidak heran jika F1 mendapat celaan karena langkahnya tersebut.
Baca Juga: Rapor 100 Hari Setien di Barcelona: Messi Paling Banyak Membantu
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | GPOne.com, redbull.com |
Komentar