BOLASPORT.COM - Petenis tunggal putra Skotlandia, Andy Murray, mengusulkan uang hadiah Grand Slam sebaiknya dipotong untuk membantu para pemain papan bawah yang kesulitan finansial.
Seruan untuk membantu atlet-atlet non-elite terdengar kencang setelah penundaan turnamen tenis akibat wabah pandemi covid-19 atau virus corona.
Sebab, atlet-atlet ini yang mendapat dampak paling besar karena tidak mendapat pemasukan dari honor bertanding.
Dikutip BolaSport.com dari Sky Sports, Andy Murray mengatakan uang hadiah dari turnamen Grand Slam bisa disalurkan untuk membantu atlet-atlet ini.
Baca Juga: French Open 2020 Ditunda Lagi
"Ini masa-masa yang sulit untuk pemain peringkat 250-300. Betul, memang ada perubahan dalam beberapa tahun terakhir, tetapi mungkin tidak cukup," kata Murray.
Mantan petenis nomor satu dunia tersebut mengatakan uang hadiah turnamen grand slam bisa digunakan untuk kebutuhan lain.
"Terkadang Anda melihat cek hadiah uang pemenang grand slam yang bisa mencapai empat juta dolar AS (Rp 61 miliar)," ucap Murray.
"Tak bisakah uang sebanyak itu digunakan untuk hal lain untuk pemain pada babak-babak awal, kualifikasi, atau untuk mengembangkan turnamen yang lebih kecil?" tuturnya.
Baca Juga: Petenis Putri Tunisia Sarankan Kompetisi Bisa Dimulai Lagi Maret 2021
Sebagai catatan, uang hadiah untuk juara Wimbledon 2019 mencapai 2,35 juta poundsterling (Rp44 miliar) untuk kategori tunggal.
Tiga turnamen grand slam lain, Australian Open 2019, US Open 2019, dan French Open 2019 juga menyediakan jumlah uang yang menjanjikan untuk para pemenang.
Australian Open 2019 menyediakan hadiah 4,1 juta dolar Australia (Rp40,5 miliar) untuk juara kategori tunggal.
US Open 2019 memberikan hadiah 3,8 juta dolar AS atau setara Rp59,5 miliar. Sementara itu, French Open 2019 memberikan hadiah 2,3 juta euro (Rp38 miliar).
Baca Juga WTA Sambut Baik Usulan Roger Federer Soal Penggabungan dengan ATP
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | skysports.com |
Komentar