BOLASPORT.COM - Menjadi salah satu pecinta PSIS Semarang, Muhammad Rikza Saputro memboyong 8 jersey yang dilelang pemain Laskar Mahesa Jenar untuk perangi covid-19.
Dalam sebulan terakhir ini banyak muncul pesepakbola dari klub yang melakukan kegiatan amal dengan melelang jersey mereka.
Hal tersebut dilakukan sebagai salah satu cara memerangi covid-19.
Para pemain PSIS pun tak sedikit yang melakukan hal yang sama.
Akan tetapi ada hal yang menarik mengenai hasil lelang tersebut.
Sebanyak 8 jersey, hanya terjual oleh satu orang yang sama yaitu Muhammad Rikza Saputro.
Baca Juga: Kabar Cristian Bekamenga, Pencetak Brace Persib ke Gawang Persija 13 Tahun Silam
Dilansir BolaSport.com dari Tribun Jateng, Rikza sukses menjadi sosok yang melakukan penawaran tertinggi pada 8 jersey yang di lelang.
Jersey-jersey tersebut terdiri dari seragam milik ex pemain PSIS semisal, Fajar Setya Jaya, I Komang Putra, Muhammad Ridwan, Petar Planic, dan pemain muda PSIS saat ini, Andreas Chrimanto Ado.
Bahkan saking cintanya dengan PSIS Semarang, jersey milik mantan pemain putri PSIS, Elza Arief pun sukses dimiliki pleh Rikza.
Meski menggemari PSIS, Rikza mengaku belum tergabung secara resmi dengan komunitas suporter Mahesa Jenar.
Berhasil memenangkan program lelang, Rikza mengaku senang.
Kesenangan pria yang berusia 25 tahun itu tak hanya berhasil memiliki seragam tempur legenda PSIS, namun ia juga dapat membantu masyarakat Indonesia yang merasakan dampak langsung dari pandemi covid-19.
"Sungguh bersyukur bathin ini bisa ikut meringankan sedikit beban saudara kita," kata Rikza.
"Sungguh bersyukur, jersey-jersey yang di lelang adalah jersey langka, jersey legenda, dan jersey penuh histori," jelas Rikza.
Telah mengumpulkan 8 jersey, untuk selanjutnya pria yang tinggal di pondok pesantren Askhabul Kahfi ini berniat membuka galeri mini PSIS di kediamannya.
"Mengapa saya begitu all out ikut lelang, karena insya Allah ingin sedikit mewujudkan mimpi saya, saya ingin punya galeri mini PSIS," ujar Rikza.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Membuat Pemain Persib Ini Tak Bisa Ngabuburit
Lebih lanjut lagi, Rikza menyebut telah menjadi pengagum PSIS Semarang sejak ia berada di Sekolah Dasar.
Bahkan ia sempat mengaku sempat kabur dari rumah karena dilarang menyaksikan pertandingan PSIS.
"Sejak 2004, saat itu masih kelas empat sekolah dasar, dan saat kelas enam SD, tahun 2006 sempat kabur dari rumah seminggu karena dilarang orang tua menonton final PSIS versus Persik Kediri di Solo," tutur Rikza.
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | Tribun Jateng |
Komentar