BOLASPORT.COM - Sudah menjadi anggapan umum bahwa petinju yang berhasil meraih medali emas pada ajang Olimpiade bakal memiliki reputasi lebih baik.
Hal ini tidak lepas dari fakta yang mengatakan bahwa mayoritas para juara Olimpiade tersebut akan menjadi petinju besar.
Rata-rata petinju yang turun ke jalur profesional sebelumnya tampil di Olimpiade dan bertarung pada kelas super-heavyweight.
Inggris adalah salah satu negara yang memiliki sejarah tersendiri dengan raihan medali emas Olimpiade.
Sejauh ini, Inggris sudah "melahirkan" dua petinju juara Olimpiade.
Rapor tersebut menjadikan Negeri Ratu Elizabeth II itu negara dengan juara terbanyak sejak nomor super-heavyweight dipertandingkan pada tahun 1984.
Baca Juga: MotoGP 2020 Tak Jelas, Valentino Rossi Semakin Tergoda Balapan Musim Depan
Berikut 7 petinju kelas berat berstatus peraih medali emas Olimpiade.
1. Anthony Joshua (Inggris)
Anthony Joshua adalah peraih medali emas Olimpiade London 2012.
Kini, petinju yang akrab disapa AJ itu menjadi salah satu petinju terbaik di kelas berat saat ini.
Hal tersebut dibuktikan Joshua dengan mendapatkan empat sabuk juara dunia yakni IBF, IBO, WBA, dan WBO.
Sejauh ini, Joshua sudah melakoni 24 pertarungan secara profesional.
Berdasarkan catatan tersebut, dia berhasil menang 23 kali dan kalah 1 kali.
Selain itu, Joshua saat ini adalah salah satu petinju yang berpeluang menjadi juara tak terbantahkan alias undisputed champion.
Baca Juga: Bahas Balapan Virtual MotoGP, Rossi Senang Marquez Jadi Bulan-bulanan Nakagami
2. Tony Yoka (Prancis)
Tony Yoka merupakan peraih medali emas Olimpiade Rio 2016.
Yoka kemudian memulai karier tinju profesionalnya dengan menghadapi Travis Clark (Amerika Serikat/AS) pada 2 Juni 2017.
Dia meraih kemenangan pada debut pertarungannya tersebut.
Sukses memenangi duel tinju pertama, petinju berjulukan La Conquete itu sampai sekarang masih belum merasakan kekalahan.
Sejauh ini, Yoka telah melakukan pertarungan secara profesional sebanyak tujuh kali.
3. Alexander Povetkin (Rusia)
Alexander Povetkin merupakan peraih medali emas Olimpiade Athena 2004.
Sampai sekarang, Povetkin masih tetap aktif berkarier sebagai petinju profesional meski sudah berusia 40 tahun.
Selama berkarier tinju secara profesional, Povetkin baru mengalami dua kekalahan.
Menariknya dua kekalahan tersebut didapat setelah bertarung melawan sesama peraih medali emas Olimpiade.
Anthony Joshua dan Wladimir Klitschko adalah mimpi buruk bagi Povetkin yang mengagalkan peluangnya meraih sabuk juara dunia.
Sejauh ini, petinju berjulukan Russian Vityaz itu telah melakoni 38 pertarungan tinju dengan hasil 35 kali menang dan 1 kali imbang.
Baca Juga: Ashleigh Barty Akui Sulit Jaga Fisik di Tengah Pandemi Covid-19
4. Wladimir Klitschko (Ukrania)
Wladimir Klitschko merupakan peraih medali emas Olimpiade Atlanta 1996.
Selama berkarier sebagai petinju, sosok berjulukan Dr. Stellhammer itu dikenal buas di atas ring.
Hal tersebut terbukti dengan dominasi kemenangan yang dihasilkan Klitschko selama rentang tahun 2004-2015.
Selain itu, dia juga pernah memegang gelar kelas berat WBA, IBF, WBO, dan IBO.
Ketika aktif bertinju, Klitschko sudah melakoni 69 pertarungan profesional.
Hasilnya, dia mampu menang 64 kali dan kalah 5 kali.
Meski mempunyai karier cemerlang, Klitschko justru mengakhiri kariernya dengan pahit.
Ya, dalam penghujung karier tinjunya, adik kandung eks petinju Vitali Klitschko itu menelan dua kekalahan beruntun dari Anthony Joshua dan Tyson Fury.
5. Lennox Lewis (Kanada/Inggris)
Lennox Lewis adalah peraih medali emas Olimpiade Seoul 1988.
Saat ini, sosok berjulukan The Lion itu sudah pensiun.
Namun, selama berkarier sebagai petinju, dia mempunyai riwayat mentereng dengan melakoni 44 pertarungan profesional.
Berdasarkan catatan tersebut, Lewis sukses mencatat kemenangan sebanyak 41 kali, kalah 2 kali, dan imbang 1 kali.
Lewis adalah petinju kelas berat terakhir yang menyandang juara tak terbantahkan atau undisputed champion.
Petinju asal Inggris ini juga pernah menumbangkan petinju-petinju hebat di zamannya di antaranya Mike Tyson, Vitali Klitschko, Hasim Rahman, dan Evander Holyfield.
Baca Juga: PB PASI Siapkan Program Efisiensi Dana untuk Pelatnas karena Covid-19
6. Tyrell Biggs (AS)
Tyrell Biggs adalah petinju peraih medali emas Olimpiade Los Angeles 1984.
Dia adalah peraih medali emas pertama dalam cabang olahraga tinju super-heavyweight.
Kendati demikian, perjalanan karier Biggs justru bisa dikatakan biasa-biasa saja.
Biggs bahkan belum pernah merasakan sabuk juara dunia.
Sebenarnya dia berpeluang untuk menjadi undisputed champion dengan jalur cepat.
Akan tetapi, Biggs harus mengakui ketangguhan Mike Tyson sebagai pemilik semua sabuk kelas berat kala itu.
Biggs ditumbangkan Tyson dengan TKO pada ronde ketujuh di Convention Hall, New Jersey, AS, 16 Oktober 1987.
Sementara itu, selama aktif bertinju, dia sudah melakoni 40 pertarungan dengan hasil mendapat kemenangan 30 kali dan kekalahan 10 kali.
7. Audley Harrison (Inggris)
Audley Harisson adalah peraih medali emas Olimpiade Sydney 2000.
Kendati jebolan Olimpiade, Harrison justru tak mampu berbuat banyak dalam karier profesional.
Petinju berjulukan A-Force itu sebenarnya sempat diperhitungkan calon bintang masa depan usai menang 19 kali beruntun sejak debut profesional.
Akan tetapi, kekalahan dari Danny Williams pada Desember 2005 menghancurkan impian Harisson.
Setelahnya, Harisson jadi sering kalah.
Bahkan petinju Inggris itu tidak pernah memegang sabuk juara dunia.
Harrison kemudian menutup karier tinjunya setelah mendapat kekalahan dari Deontay Wilder pada 27 April 2013.
Adapun ketika aktif bertinju, Harrison mencatat 31 kemenangan dan 7 kekalahan dari 38 pertarungan profesional.
Baca Juga: Pelatih Simona Halep Yakin Penyatuan ATP dan WTA Bawa Keuntungan
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar