BOLASPORT.COM - Eks pelatih timnas Indonesia, Alfred Riedl, menilai bahwa penyebaran virus corona di Indonesia disebabkan oleh kebiasaan dan gaya hidup tidak sehat.
Baru-baru ini mantan pelatih timnas Indonesia, Alfred Riedl, membagikan pengalamannya menjadi pelatih di wilayah Asia Tenggara seperti Indonesia kepada media Austria, Weltfussball.
Sejak mulai melatih timnas Vietnam pada 1998, pelatih asal Austria itu menghabiskan hampir dua pertiga kariernya sebagai pelatih di kawasan Asia Tenggara.
Selain Vietnam, Riedl juga pernah melatih timnas Laos dan Indonesia.
Baca Juga: Sebut Persib Sedang dalam Kondisi Kuat, Kim Jeffry Berharap Kompetisi Segera Dilanjutkan
Riedl pun menyebutkan bahwa banyak masyarakat di kawasan tersebut memiliki gaya hidup yang tidak sehat.
Hal itu dapat dilihat terutama pada interaksi pasar tradisional yang dinilainya sangat tidak higienis ketika menjual olahan hewan.
Menurut Riedl, gaya hidup tidak sehat tersebut menjadi alasan utama banyaknya penyebaran virus corona di kawasan Asia Tenggara.
"Ketika kamu melihat apa yang terjadi di pasar di sana, bagaimana orang-orang mengolah hewan dan menyatukannya di satu tempat, bukan hal yang mengejutkan jika ada penyakit yang menular dari hewan ke manusia," ucap Riedl dilansir Bolasport.com dari weltfussball.
Baca Juga: Jaga Kesehatan, Striker Garuda Select Perhatikan Betul Apa yang Dimakan
"Tingkat higienitas di sana sangat jauh di bawah level Austria," katanya lagi.
Riedl pun menjelaskan bahwa pandemi COVID-19 secara tidak langsung turut berdampak pada hidupnya saat ini.
Eks juru taktik PSM Makassar itu mengaku jarang keluar rumah untuk mengurangi resiko tertular sebab usianya yang sudah lanjut dan pernah menderita beberapa penyakit sebelumnya.
"Saya tidak keluar rumah, terlalu riskan untuk saya," ujarnya.
"Istri saya yang berbelanja, kadang anak saya juga membawa barang-barang yang saya butuhkan," tandasnya.
Baca Juga: Mengapa Rossi Tidak Jadi Peserta Balapan MotoGP Virtual Ke-3?
Di sisi lain, Profesor Stephen Turner yang menjadi Kepala Departemen Mikrobiologi Monas University, Melbourne, berpendapat bahwa virus corona kemungkinan memang menular dari kelelawar.
Tetapi menurutnya, virus itu tidak bermula dari interaksi antara manusia dan hewan di pasar hewan Wuhan, lokasi pertama di mana COVID-19 ditemukan.
"Saya tidak berpikir itu (hipotesis tersebut) sangat meyakinkan," kata Turner dilansir Bolasport.com dari Kompas.
"Masalahnya adalah, sebagian besar informasi yang kita dapat baru sebatas pengamatan," kata dia melanjutkan.
Menambahkan pendapat Turner, seorang ahli imunologi terkemuka di Universitas Iowa, Prof Stanley Perlman, meyakini adanya hewan perantara yang menularkan virus corona ke manusia.
Baca Juga: Update MotoGP 2020 - 3 Balapan Batal, Termasuk Sirkuit Favorit Rossi dan Marquez
Pearlman mencurigai bahwa virus corona mengalami evolusi saat berada di hewan perantara itu dan kemudian mulai menginfeksi manusia.
“Saya curiga ada evolusi (dari virus) yang terjadi pada hewan perantara, jika memang ada. Tidak ada perubahan substansial pada virus dalam tiga bulan pandemi ini, yang membuktikan bahwa virus ini beradaptasi dengan baik pada manusia,” kata Pearlman.
Sebagai informasi, pasar hewan Wuhan memang memiliki rekam jejak buruk dalam hal penyebaran virus sebelum adanya COVID-19.
Pasar hewan hidup itu juga terindikasi turut menjadi tempat awal penyebaran virus corona yang menyebabkan wabah SARS pada 2002 lalu.
Editor | : | Hugo Hardianto Wijaya |
Sumber | : | weltfussball.at |
Komentar