BOLASPORT.COM - Bagi segelintir orang, Zlatan Ibrahimovic mungkin dianggap sosok yang sangat arogan, tetapi tidak demikian di mata eks Presiden Inter Milan, Massimo Moratti.
Zlatan Ibrahimovic banyak dianggap berpisah dengan cara yang pahit bersama Inter Milan.
Pada 2009, Ibrahimovic memutuskan hengkang dari Inter ke Barcelona dengan ambisinya menjuarai Liga Champions.
Kepindahan bomber Swedia itu terjadi setelah dia 3 musim membela Inter Milan.
Ibra membantu Inter meraih 3 scudetti atau titel Liga Italia beruntun dan 2 trofi Piala Super Italia.
Baca Juga: Lionel Messi Bisa Gabung Inter Milan andai 1 Orang Ini Masih Ada
Baca Juga: Nasib Pilu Eks Man United: Teman Sekamar Ronaldo ke Persebaya, Tarkam, Kini di Divisi 5
Baca Juga: 10 Pemain Paling Mandul di Liga Inggris, Ada Bek Manchester United yang Puasa 68 Partai
Saat meninggalkan Inter, Ibrahimovic disebut mengatakan ini kepada rekan-rekannya: "Kalian tidak akan memenangi apa pun tanpa saya."
Namun, yang terjadi setelahnya justru ironi bagi sang bomber.
Musim 2009-2010 atau segera setelah Ibra pergi, Inter mencapai masa jaya dengan merengkuh treble winners.
Dalam perjalanan ke tangga juara Liga Champions musim itu, Inter asuhan Jose Mourinho bahkan menyingkirkan Barcelona yang diperkuat Ibrahimovic di semifinal.
Inter melenggang ke final dan juara setelah menekuk Bayern Muenchen di Madrid.
Setelah momen tersebut, justru Ibra menunjukkan respek untuk mantan timnya.
"Ibrahimovic selalu bersikap baik dengan kami. Saya menganggapnya pemain profesional yang sangat serius," kata Moratti, Presiden Inter saat memenangi trigelar historis 10 tahun silam.
Baca Juga: 5 Pemain Paling Terkutuk buat Man United, Ada yang Kini Kerja di Klub Milik Orang Indonesia
"Saya menerima ucapan selamat pertama lewat SMS setelah final di Madrid dari dia. Hal itu jelas bukan sesuatu yang sederhana," ujarnya lagi memuji Ibra, seperti dikutip BolaSport.com dari Goal Italia.
Moratti juga menyinggung perihal kontribusi Samuel Eto'o, pemain yang menjadi salah satu alat barter untuk melepas Ibra ke Barcelona.
Faktanya, Eto'o yang malah mampu membantu Inter juara Liga Champions, bukan Ibrahimovic.
"Pertukaran Zlatan dengan Eto'o? Kebetulan Samuel bisa lebih berguna dari yang kami bayangkan," kata Moratti lagi.
Hingga saat ini, ketika Ibrahimovic berusia 38 tahun dan menjajal peruntungan di beberapa klub selepas Inter, dia tetap tak berhasil meraih gelar Liga Champions.
Baca Juga: 7 Trio Lini Depan Terganas di Eropa, Trisula Liverpool Gak Ada Apa-apanya!
Ibra cuma bertahan semusim di Barcelona, lalu pindah memperkuat klub rival sekota Inter, AC Milan, selama dua musim berikutnya.
Di lain pihak, Inter juga belum kunjung bisa kembali mereplika prestasi di Eropa maupun kancah domestik setelah momen treble 10 tahun silam.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | goal.com/it |
Komentar