BOLASPORT.COM - Liverpool dikabarkan mundur dari perburuan penyerang andalan milik RB Leipzig, Timo Werner, karena sedang mengalami krisis keuangan.
Timo Werner menjadi incaran banyak tim besar Eropa karena tampil mengesankan bersama RB Leipzig sepanjang musim 2019-2020.
Ia telah mencatatkan 36 pertandingan di seluruh kompetisi dengan mencetak 27 gol dan 12 assist.
Pemain timnas Jerman itu juga berkontribusi besar membawa Leipzig lolos ke perempat final Liga Champions musim ini usai mengalahkan Tottenham Hotspur.
Bayern Muenchen dan Liverpool dikabarkan menjadi tim yang sangat serius untuk mendapatkan tanda tangan pemain berusia 24 tahun itu.
Namun, The Reds diklaim memiliki peluang lebih besar ketimbang Muenchen.
Baca Juga: Jika Gagal Rekrut Jadon Sancho, Man United Bakal Datangkan 3 Striker Liga Prancis
Hal itu lantaran sang pemain ingin berkarier di luar Bundesliga jika hengkang dari Leipzig.
"Bayern adalah klub besar, tidak perlu lagi bicara soal itu. Hansi Flick juga sudah membuktikan musim ini, bahwa dia adalah pelatih yang sangat bagus," kata Timo Werner, seperti BolaSport.com kutip dari Mirror, Sabtu (2/5/2020).
"Akan tetapi, kalau saya harus berganti klub lagi, saya akan lebih memilih pergi ke luar negeri ketimbang ke Bayern. Bukan apa-apa, cuma tantangan liga lain akan sedikit lebih menarik buat saya ketimbang berganti klub di Bundesliga," ujar Werner menambahkan.
Akan tetapi, Liverpool saat ini terkendala biaya untuk mendatangkan Werner ke Anfield setelah pendapatan mereka menurun akibat COVID-19.
Baca Juga: On This Day - Bak Dongeng, Leicester City Juarai Liga Inggris Musim 2015-2016
Liverpool bahkan sempat berencana untuk memotong gaji para pemainnya untuk mengstabilkan keuangannya walaupun hingga saat ini kebijakan itu belum dilaksanakan.
Ditambah lagi, harga sang pemain juga sangat mahal yaitu mencapai 50 juta pounds atau setara dengan Rp 934 miliar.
Maka dari itu, kampiun Liga Champions musim lalu itu memutuskan untuk mundur dari perburuan Werner.
| Editor | : | Ade Jayadireja |
| Sumber | : | Mirror |
Komentar