"Orang-orang berkata: 'Kami di penjara, kami penggemar Liverpool. Ketika kami keluar, kami akan membunuh Anda dan keluarga Anda'."
"Selama dua bulan, saya dikawal petugas keamanan di mana pun saya berada. Mereka tidur di depan rumah saya."
"Ke mana pun saya pergi, petugas keamanan mengikuti saya. Itu adalah masa yang sulit, tetapi saya tidak takut. Keluarga saya takut, istri dan saudara saya takut, tetapi saya tidak."
"Saya tidak mengerti mengapa orang begitu membenci saya. Mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi," ucap Evra melanjutkan.
Evra, yang pada pertandingan Februari berikutnya menawarkan jabat tangan tetapi ditolak Suarez, mengatakan bahwa dirinya telah memaafkan pemain Uruguay itu.
Baca Juga: Alami Debut Memalukan di Manchester United, Patrice Evra Justru Dapat Permintaan Maaf
Namun, saat itu Evra mengungkapkan bahwa dirinya harus benar-benar mengendalikan emosi setelah mengalami insiden tersebut.
Eks pemain timnas Prancis ini melaporkan insiden yang dialaminya kepada wasit yang memimpin laga saat itu, Andre Marriner.
Namun, wasit mengatakan bahwa insiden tersebut akan dibicarakan selepas pertandingan dan kedua pemain harus tetap melanjutkan laga.
"Saya ingat, selama pertandingan itu, saya berbicara pada diri sendiri: 'Jika Anda memukulnya sekarang, orang akan melihat Anda sebagai pemain yang buruk, orang akan melupakan apa yang dia katakan," ucap Evra.
"Saya berbicara pada diriku sendiri: 'Jangan lakukan, jangan lakukan itu.' Saya jadi tidak fokus untuk menjalani pertandingan," ujarnya mengakhiri.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | UTD Podcast |
Komentar