BOLASPORT.COM - Bek kiri legendaris Manchester United, Patrice Evra, menceritakan soal dipermalukan depan istri orang jadi momen kebangkitan bersama The Red Devils.
Patrice Evra pindah dari AS Monaco ke Manchester United pada 10 Januari 2006.
Evra memperkuat Man United sampai 21 Juli 2014.
Baca Juga: Balotelli Tendang Bola dengan Aneh dan Diganti Menit 32, Mancini Ungkap Kemarahan
Selama berkostum The Red Devils, Evra sanggup mengukir 10 gol dan 40 assist dalam 379 laga di semua kompetisi.
Kontribusi Patrice Evra tersebut membawa Manchester United meraih 15 gelar.
Namun, Evra rupanya memiliki kisah pilu di balik keberhasilannya di Man United.
Kisah pahit tersebut bermula dalam laga debut Evra bareng Man United ketika melawan Manchester City pada ajang Liga Inggris di Stadion Etihad, 14 Januari 2006.
Baca Juga: Jadi Pemain Liverpool dan Man United, Michael Owen Akui Punya 1 Rasa Frustrasi
Saat itu, pelatih Sir Alex Ferguson menempatkan Patrice Evra sebagai pemain inti.
Namun, Sir Alex mengganti Evra pada awal babak kedua alias menit 46 untuk memasukkan Alan Smith.
Baca Juga: Besok, Cristiano Ronaldo Bisa Langsung Dibeli Klub Austria Red Bull Salzburg
Evra meninggalkan lapangan dengan kondisi Man United tertinggal 0-2 akibat gol Trevor Sinclair (menit ke-32) dan Darius Vassell (39').
Skor akhir pertandingan menjadi 3-1 untuk Man City.
Gol The Citizens lainnya dibukukan oleh Robbie Fowler (90'), sedangkan sebiji gol Man United diciptakan Ruud van Nistelrooy (76').
Seusai laga, Patrice Evra merasakan titik terendah, sekaligus momen kebangkitan. Evra mengutarakannya secara detail.
Baca Juga: Paul Pogba Pilih 1 Pemain Man United untuk Temani Isolasi dan Sebut Alasannya
"Apa yang saya lakukan di sini?" kata Patrice Evra seperti dikutip BolaSport.com dari Manchester Evening News.
"Di sini sepak bola sangat cepat. 'Ya Tuhan, Anda tamat Patrice. Anda harus kembali ke Monte Carlo'."
Baca Juga: Lionel Messi Eksekutor Freekick Terbaik Ke-3 di Barcelona, Nomor 1 dan 2 Nasibnya Tragis
"Saya ingat memikirkan hal itu dan bagian terburuknya ketika pertandingan selesai."
"Saya kembali ke apartemen saya bersama agen saya dan istrinya dan agen saya menatap saya dan mengatakan 'Patrice, saya minta maaf.' Saya berpikir, 'mengapa?'"
"'Maaf saya membawa Anda ke sini. Anda tidak akan pernah berhasil, ini terlalu sulit, Anda seharusnya bertahan di Monte Carlo.' Dia mengatakan itu di depan istrinya!"
Baca Juga: Gary Neville Ungkap Satu-satunya Tujuan Cristiano Ronaldo Jadi Pesepak Bola
"Hari itu saya merasa sangat buruk, sangat malu."
"Jadi, saya mengalami momen sulit, tetapi itu membantu saya untuk menjadi diri saya sendiri."
Baca Juga: Beckham dan Giggs Kejutkan Premier League Saat Eksekusi Freekick Bersama di Man United
"Saya menerima tamparan keras di wajah saya. Saya pikir saya adalah pemain besar."
"Hal itu membuat saya sadar 'Anda harus bekerja sangat keras di sini jika Anda ingin menjadi pemain United'."
"Momen itu sulit, tetapi juga positif," ucap Evra melanjutkan.
3 - Patrice Evra is one of just two players to have played in a UEFA Champions League final (since 1992) for three different clubs, alongside Clarence Seedorf. Evra appeared in a CL final for Monaco, Manchester United and Juventus. Retired. pic.twitter.com/gfbxXyhAU4
— OptaJoe (@OptaJoe) July 29, 2019
Editor | : | Septian Tambunan |
Sumber | : | manchestereveningnews.co.uk, transfermarkt.co.uk |
Komentar