BOLASPORT.COM - Ahli virologi asal Italia, Roberto Burioni, mengambil analogi dari sisi sepak bola saat mengomentari situasi krisis COVID-19 di negaranya saat ini.
Italia sempat menjadi negara yang paling parah dihantam COVID-19.
Jumlah kasus positifnya begitu tinggi dari hari ke hari, begitu pula angka kematiannya.
Namun, dalam dua pekan terakhir, angka COVID-19 di Italia terus membaik.
Dalam 24 jam terakhir, hanya 194 kematian karena COVID-19 tercatat di Italia.
Cuma ada 1.083 kasus baru dari 69.171 tes yang dilakukan.
Jumlah pasien yang sembuh juga sudah mencapai 103.031 orang atau 47% dari total kasus.
Baca Juga: Messi Minggir, Inilah Satu-Satunya Peraih Man of The Match di 3 Final
Seperti dikutip Bolasport.com dari Tuttomercatoweb, ahli virologi asal Italia, Roberto Burioni, menganggap situasi COVID-19 di negaranya seperti sebuah pertandingan sepak bola.
"Kita babak belur, sempat dihajar 0-3. Tetapi, kita sekarang berhasil menyamakan kedudukan menjadi 3-3."
"Kita mulai menekan COVID-19. Yang krusial sekarang adalah tidak kebobolan gol lewat serangan balik."
"Pertahanan harus hati-hati. Masih ada peluang perkembangan yang bisa mengubah segalanya."
"Dalam istilah sepak bola, selalu waspada selama 90 menit," kata Burioni.
Baca Juga: Laga Paling Unik, Bukber di Tengah Pertandingan Gara-gara Kiper
Sang ahli virologi tidak menyebut pertandingan secara spefisik, tetapi pencinta sepak bola pasti langsung tertuju pada sebuah laga khusus jika bicara sebuah tim tertinggal 0-3, menyamakan skor menjadi 3-3, dan akhirnya menang.
Pertandingan itu adalah final Liga Champions 2004-2005 antara Liverpool kontra AC Milan.
Dalam peristiwa yang kini dikenal sebagai Keajaiban Istanbul itu, Liverpool babak belur tertinggal 0-3 di babak pertama.
Namun, The Reds berhasil menyamakan kedudukan 3-3 di babak kedua.
Pertahanan Liverpool berhasil mencegah AC Milan mencetak gol lagi sampai akhirnya Steven Gerrard dkk. menang lewat adu penalti.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Tuttomercatoweb |
Komentar