BOLASPORT.COM - Guideges, salah satu wisatawan mancanegara pendukung setia Bali United, mengungkapkan kerinduannya pada atmosfer pertandingan di Stadion I Wayan Dipta.
Jelas tidak mengherankan apabila Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, selalu ramai dengan suporter mancanegara apabila Bali United bertanding.
Sejak debutnya di Liga Indonesia tahun 2015, Bali United mengemas dengan baik tontonan sepak bola mereka untuk dapat dijadikan salah satu destinasi wisata.
Lambat laun stadion tidak hanya dimeriahkan oleh masyarakat Bali, wisatawan mencanegara dengan sendirinya bermunculan di tribun Stadion I Wayan Dipta.
Awalnya mereka nyaman duduk menonton di tribun VIP.
Seiring waktu, mereka tertarik untuk merasakan atmosfer pertandingan yang berbeda di tribun ekonomi.
Baca Juga: Pelatih Persebaya Pesimistis Liga 1 2020 Bisa Ikuti Jejak Sepak Bola Dunia yang Kembali Hidup
Bersama suporter Bali United lain, mereka membaur bernyanyi bersama mendukung Serdadu Tridatu.
Sayangnya, pemandangan di tribun Stadion I Wayan Dipta harus terhenti sejenak akibat tidak ada pertandingan menyusul dihentikannya Liga 1 karena pandemi virus corona.
Kondisi ini memaksa Bule United, sebutan untuk wisatawan mancanegara yang sering mendukung Bali United, harus legawa menerima keadaan demikian.
Salah satunya diungkapkan oleh Guideges, wisatawan asal Prancis pendukung loyal Bali United.
“Jelas saya sangat sedih tidak ada sepak bola. Anda tahu sendiri, saya hampir di setiap pertandingan selalu datang ke stadion.
"Saya juga hampir setiap latihan selalu melihat mereka (Bali United). Sekarang saya harus rela tidak beraktvitas sementara waktu,” terangnya.
Baca Juga: Menginjak Pekan Keenam, Begini Kondisi Program Latihan Mandiri Persib Bandung
Guideges ternyata bukan suporter abal-abal Bali United.
Dirinya tampak karib dengan beberapa pemain lokal Bali United sepeti Muhammad Taufiq dan Dias Angga Putra.
Di beberapa kesempatan mereka terlihat bercengkerama di salah satu toko gelato yang ada di kawasan Kerobokan.
Kecintaan Guideges pada Bali United ternyata bukan tanpa alasan.
Atmosfer pertandingan di Stadion I Wayan Dipta dan di Indonesia secara keseluruhan mengingatkannya pada sepak bola di Eropa pada tahun 1980-an.
Baca Juga: Kelapa Muda Jadi Menu Wajib Berbuka Puasa Striker Persib Bandung Ini
"Saya sangat cinta sepak bola, terutama sepak bola di Indonesia. Sepak bola di Indonesia mengingatkan saya pada sepak bola di Eropa pada tahun 1980-an.
"Itu sebabnya saya sering ngobrol dengan pemain Bali United karena kecintaan saya di dunia ini,” terang pria yang juga menjadi fans berat klub Ligue 1, AS Monaco, tersebut.
“Satu hal yang terpenting, saya sangat rindu atmosfer ketika berada di stadion. Saya melihat langsung bagaimana pemain berdebat dengan wasit saat pertandingan, itu yang saya rindukan."
"Semoga situasi bisa kembali normal dan semoga Liga 1 2020 tidak berhenti. Jika berhenti, semoga ada turnamen yang bisa menjadi hiburan masyarakat,” tutupnya.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | liga -indonesia.id |
Komentar