BOLASPORT.COM - Bek PSM Makassar sekaligus timnas U-23 Indonesia, Asnawi Mangkualam Bahar mengakui terdapat banyak perselisihan ketika ia membela timnas Indonesia.
Pernyataan tersebut diucapkan Asnawi Mangkualam saat diwawancarai Hamka Hamzah di channel Youtubenya Hamka Story 23, yang tayang Senin (11/5/2020).
Asnawi Mangkualam Bahar merupakan bek kanan yang sering dipanggil timnas Indonesia kelompok usia muda.
Namanya mulai dikenal saat ia mulai dipercaya Indra Sjafri di timnas U-19 Indonesia.
Terakhir, putra asisten pelatih PSM, Bahar Muharram ini membela timnas U-23 Indonesia di ajang SEA Games 2019 dan berhasil menyabet perak untuk kontingen Indonesia.
Baca Juga: Cerita Asnawi Mangkualam, Pernah Tidak Diakui Ayahnya Sendiri demi Hindari Nepotisme
Asnawi juga berhasil masuk timnas Indonesia senior. Kala itu, pada Maret 2017, Luis Milla memberikan Asnawi debut saat berusia 17 tahun 5 bulan 17 hari.
Sederet penampilan di timnas Indonesia, membuat nama Asnawi dilirik oleh berbagai klub.
Namun dirinya masih tetap setia membela PSM Makassar hingga saat ini.
Saat ditanya Hamka, apakah pernah terlibat perselisihan dengan pemain lain baik di klub ataupun di timnas, Asnawi menjawab di timnas Indonesia ia lebih sering terlibat perselisihan
"Kalau di PSM belum, kalau di timnas sering," ujar Asnawi.
"Kalau di PSM jangan sampai ada ya, kalau jaman saya tidak ada lah ya yang namanya musuh-musuhan," kata Hamka Hamzah langsung membalas komentar Asnawi.
Namun Asnawi mengatakan bahwa perselisihan yang terjadi hanya sebatas ada di lapangan.
Hal ini berkaitan dengan gaya permainan Asnawi yang keras dan sering melakukan tekel.
Baca Juga: Liga Tim Cadangan Berakhir Lebih Cepat , Egy Maulana Vikri Tak Dapat Menit Bermain Lagi?
"Kalu di timnas mungkin ada mungkin karena hanya beberapa minggu, dan perselisihan karena hal-hal kecil," tanya Hamka.
"Iya bang, kalau latihan kan main keras, langsung terpancing sudah," jawab Asnawi.
Hamka pun memuji karakter Asnawi yang tidak pandang bulu saat berada di atas lapangan.
Menurutnya, selama permainan, para pemain muda tak perlu sungkan dengan pemain yang lebih senior jika ingin melakukan duel memperebutkan bola.
"Ini yang saya suka dari para pemain muda, memiliki karakter sendiri jadi tidak perlu ada rasa sungkan ketika berlatih atau di dalam lapangan," ujar Hamka.
"Baru ketika di luar lapangan, kita beri respek kepada senior. Ini yang harus dicontoh oleh pemain muda lain," tambahnya.
Senioritas di timnas bukan kali ini saja diungkap oleh Hamka Hamzah.
Hamka pernah juga berbicara mengenai senioritas di timnas Indonesia 2010 di Youtube Ryan Ekky Pradipta pada 8 April lalu.
Kejadian ini bermula Hamka menceritakan kondisi persaingan yang tidak sehat dalam tubuh timnas Indonesia sebelum Piala AFF 2010.
Pemain berusia 36 tahun tersebut masuk ke skuad Garuda Senior mulai tahun 2004.
Ia mengungkapkan bahwa di dalam skuad timnas Indonesia kala itu terdapat sekat-sekat yang memisahkan.
Sekat-sekat itu terjadi karena adanya perbedaan antara pemain-pemain junior dan senior.
Sebagai pilar junior kala itu, Hamka Hamzah mengaku tidak pernah diberikan bola.
"Kami pemain-pemain junior ini, tidak pernah dikasih bola," kata Hamka.
"Dan pemilihannya pemainnya ya itu-itu saja. Jadi, kami (pemain muda) datang itu hanya pelengkap," tambahnya.
Situasi itu pun dapat berubah saat Hamka berbicara kepada Bambang Pamungkas.
Akhirnya, tim Merah Putih merasakan suasana yang kompak antara hubungan junior dengan senior pada tahun 2010.
"Makannya suasana 2010 itu, Alhamdulillah sampai sekarang ini terjaga. Jadi, tidak ada lagi blok-blokan (sekat). Tidak ada (junior dan senior), sama semua," ujar Hamka.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | YouTube |
Komentar