BOLASPORT.COM - Direktur Madura United, Haruna Soemitro, menilai pelaksanaan RUPSLB menjadi tonggak baru dalam sejarah sepak bola Indonesia sejak dikelola korporasi.
Desakan 14 klub peserta Liga 1 2020 kepada PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa akhirnya mendapat respon positif dari rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI.
Lewat rapat yang digelar pada Selasa (12/5/2020) malam, Exco PSSI memutuskan untuk menggelar RUPSLB pada Senin (18/5/2020).
Haruna Soemitro, yang merupakan anggota Exco PSSI sekaligus perwakilan tim Liga 1 2020, menyambut baik keputusan tersebut.
Baca Juga: Dari Kiper 5 Klub Top Liga 1, Nilai Pasar Andritany Ardhiyasa Paling Moncer
“Bagus. Ya berarti pihak pengusul dan penerima usul sudah sejalan," kata Direktur Madura United itu dilansir Bolasport.com dari Kompas.
"Tinggal realisasinya. Khususnya pencairan hak komersial sebelum RUPS,” tambahnya.
Haruna menilai bahwa desakan dari hampir semua peserta liga menjadi tonggak baru dalam sejarah sepak bola nasional sejak dikelola korporasi.
Menurutnya, desakan itu bermakna bahwa pihak klub telah berani menggunakan suaranya untuk menyatakan kedaulatan dalam liga.
Baca Juga: Tudingan Promotor Ternama, Mike Tyson Comeback Hanya untuk Uang
Di sisi lain, desakan itu juga bisa menjadi tanda adanya krisis kepercayaan terhadap korporasi dan federasi.
“Satu hal yang harus dicatat, sejak liga ini menjadi korporasi apakah dulu dengan nama Badan Liga, PT Liga atau PT LIB, baru kali ini terjadi permintaan bulat untuk RUPS Luar Biasa,” ucap mantan Ketua Asprov PSSI Jawa Timur itu.
“Ini kode keras, bisa jadi klub sudah mulai berdaulat atau terjadi krisis kepercayaan kepada pengurus korporasi ini,” imbuhnya.
Sebanyak 14 tim peserta Liga 1 2020 kompak mendesak PT LIB untuk menggelar RUPS guna membahas keberlanjutan kompetisi musim ini.
Baca Juga: Susah Diatur dan Tukang Cedera, Bocah Bengal Barcelona Dijual Murah
Terlebih, saat ini hampir semua tim mengalami kerugian setelah liga diberhentikan karena pandemi COVID-19.
Di samping itu, semua klub tersebut juga ingin menanyakan pembayaran hak komersial atau subsidi yang sebelumnya sudah dijanjikan oleh PT LIB.
Melihat keadaan itu, Haruna pun merasa optimistis bahwa pencairan hak komersial akan menemui titik terang.
”Ya harus, mestinya mereka tahu, diminta atau tidak itu hak klub apalagi sudah dijanjikan,” pungkasnya.
Editor | : | Hugo Hardianto Wijaya |
Komentar