BOLASPORT.COM - Nama Roberto Carlos Mario Gomez sempat menjadi berita hangat di Indonesia usai dirinya bergabung bersama Persib Bandung sebagai pelatih kepala.
Saat itu Mario Gomez datang ke Persib Bandung usai menyelesaikan tugasnya di salah satu klub Malaysia, Johor Darul Ta'zim (JDT).
Tidak hanya itu saja, Mario Gomez juga membawa status sebagai mantan asissten pelatih Hector Cuper di Valencia dan Inter Milan.
Tentu saja kala itu publik Bandung sangat berharap kepada dirinya untuk bisa mengangkat performa Persib Bandung seperti tahun 2014.
Baca Juga: Sejarah Baru, RUPSLB PT LIB Jadi Tanda Krisis Kepercayaan Klub Liga 1
Namun sayang, justru ditahun pertamanya bersama Persib, Gomez hanya mampu membawa Persib berada di urutan keempat klasemen akhir Liga 1 2018.
Hanya satu tahun berada di Persib Bandung akhirnya Mario Gomez mulai berkelana dengan bergabung bersama peserta Liga 1 lainnya.
Sebut saja Borneo FC, tim yang ia tukangi pada tahun 2019.
Hingga akhirnya saat ini ia menjadi juru taktik untuk tim Arema FC.
Baca Juga: PSIS Jadi Tim Termuda Liga 1 soal Rataan Umur Pemain, Persib Tertua
Mario Gomez sendiri mengawali karier kepelatihannya sebagai asisten pelatih di klub Argentina.
Hingga akhirnya ia dekat dengan Hector Cuper pada saat dirinya menjadi asistennya di klub Argentina Lanus tahun 1997-99.
Mario Gomez pun selalu menjadi asisten pelatih Hector Cuper kemana pun pria Argentina tersebut melatih.
Bahkan Gomez juga sempat mengikuti Cuper saat pelatih yang kini berusia 64 tahun itu masih melatih tim Real Mallorca, Valencia sampai Inter Milan pada tahun 2001-2003.
Baca Juga: Dari Kiper 5 Klub Top Liga 1, Nilai Pasar Andritany Ardhiyasa Paling Moncer
Baru pada tahun 2004 Mario Gomez memilih untuk lepas dari Hector Cuper dan menjadi pelatih kepala setelah dipercaya menukangi Gimnasia de La Plata.
Saat itu Gomez mengatakan bahwa menjadi asisten pelatih membuatnya sedikit kurang puas saat tim meraih gelar juara.
Hal itu terjadi karena menurutnya menjadi asisten pelatih tidak bisa menikmati sepenuhnya gelar yang di dapat.
"Jika tim keluar sebagai juara, sebagai asisten, kita tidak pernah bisa membawa trofinya. Maka dari itu, saya memutuskan untuk bekerja sendiri sebagai pelatih."
Baca Juga: Kandang Barito Putera Terus Berbenah di Tengah COVID-19, Ditargetkan Selesai Akhir Tahun
"Karena dengan menjadi pelatih kepala saya bisa benar-benar menikmati gelar yang kami dapatkan," ucapnya seperti dikutip dari artikel Bolasport.com yang diunggah pada 30 Januari 2018 lalu.
Baru pada tahun 2015 dirinya mendapatkan gelar yang ia iimpikan.
Kala itu Gomez menjadi pelatih JDT dan berhasil mendapatkan lima gelar selama dua tahun.
Gelar yang ia dapat adalah Malaysia Super League 2015 dan 2016, Malaysia FA Cup 2016, Piala Sumbangsih 2016 dan AFC Cup 2015.
Ia juga didapuk sebagai pelatih terbaik di Malaysia pada tahun 2015.
Baca Juga: Bulan Ramadan, Tranmere Rovers Bantu Masjid dan Restoran Bagikan Makanan
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | wikipedia, Transcermarkt.com, Bolaport.com |
Komentar