Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Tanggapi Berita Tontowi Ahmad Pensiun, Sony Dwi Kuncoro Beri Kritik kepada PBSI

By Fauzi Handoko Arif - Rabu, 20 Mei 2020 | 21:08 WIB
Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Sony Dwi Kuncoro, menjalani babak kualifikasi Thailand Open di Indoor Stadium Hua Mark, Selasa (30/7/2019).
BADMINTON INDONESIA
Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Sony Dwi Kuncoro, menjalani babak kualifikasi Thailand Open di Indoor Stadium Hua Mark, Selasa (30/7/2019).

BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Sony Dwi Kuncoro, memberi respons menanggapi kabar pensiunnya Tontowi Ahmad.

Tontowi Ahmad sebelumnya memutuskan pensiun sebagai pebulu tangkis pada Senin (18/5/2020).

Status pemain magang sejak Desember 2019 menjadi salah satu alasan Tontowi Ahmad mempertimbangkan untuk pensiun.

Tontowi merasa keberatan sebagai status pemain magang karena dirinya merasa masih kompetitif.

Baca Juga: Susy Susanti Beri Penjelasan soal Status Magang Tontowi Ahmad

"Saya masih kompetitif dan bisa mengalahkan pasangan 10 besar dunia. Saya tidak sejelek itu untuk dibuang," ujar Tontowi dalam konferensi pers virtual.

"Saya kaget karena PBSI sempat membahas rencana bermain dengan Apriyani (Rahayu). Saya sebenarnya tidak mau membahas ini lagi.

"Saya juga tidak dendam. Seharusnya, PBSI bisa lebih menghargai pemain," tutur pemain asal Banyumas itu.

Masalah yang dialami Tontowi di PBSI itu mengundang perhatian Sony Dwi Kuncoro.

Baca Juga: Curhat Tyson Fury, dari Pecundang Hingga Jadi Superstar Kelas Berat

Sony Dwi Kuncoro juga memberi kritik kepada PBSI soal perlakuan yang dialaminya ketika keluar dari Pelatnas.

Sony menceritakan pengalamannya ketika didegradasi dari Pelatnas pada 2014. Menurut Sony, dia merasa tidak dihargai dengan sikap PBSI kepadanya saat itu.

"Hampir setiap atlet yang keluar dari PBSI akan merasakan kejanggalan dalam proses degradasi," tutur Sony melalui akun Instagram pribadinya.

"Tahun 2014 saya meninggalkan pelatnas PBSI dengan cara [mereka] yang menurut saya kurang menghargai saya yang sudah 13 tahun di Pelatnas. Pada waktu itu [saya masih] ranking 15 dunia"

"Bagaimana tidak? Pertama kali saya tahu berita tentang degradasi melalui koran. Beberapa hari saya tunggu tidak ada pembicaraan dari pengurus."

"Akhirnya saya menanyakan surat keluar agar saya mendapat kepastian. Surat keluar, saya dapat. Itupun surat diberikan oleh karyawan (bukan pengurus)," tulisnya menambahkan.

Sony lantas memberi masukan.

Sony meminta PBSI untuk membenahi sistem degradasi. Selain itu, dia juga berharap agar mantan atlet pelatnas mendapat kenang-kenangan ketika keluar dari Cipayung.

"Apa pun prestasinya, selama dia membawa nama Indonesia di dadanya, sebaiknya PBSI memberi penghargaan apa pun bentuknya (piagam atau sertifikat) yang berguna dan menjadi kebanggaan untuk masa depan atlet," ujarnya meneruskan.

Baca Juga: Alasan Tontowi Enggan Dibuatkan Acara Perpisahan Pensiun seperti Liliyana

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Menanggapi berita @TontowiAhmad ini saya juga ingin ikut berkomentar. Hampir setiap atlet yang keluar dari PBSI akan merasakan kejanggalan dalam proses degradasi. Tahun 2014 saya meninggalkan pelatnas PBSI dengan cara yang menurut saya kurang menghargai saya yang sudah 13 tahun di Pelatnas. pada waktu itu mash rangking 15 dunia. Bagaimana tidak? pertama kali saya tahu berita tentang degradasi melalui koran. Beberapa hari saya tunggu tidak ada pembicaraan dari pengurus, akhirnya saya menanyakan surat keluar agar saya mendapat kepastian. Surat keluar saya dapat, Itupun surat tersebut di berikan oleh karyawan ( bukan pengurus ) Masukkan dari saya mohon cara degradasi atlet lebih menghargai atlet. Karena atlet mulai kecil mereka memilih menjalani hidup di badminton, meninggalkan sekolah, keluarga dan kesempatan bermainnya. Atlet juga punya keluarga, orang tua yang setiap hari mendoakan anaknya untuk jadi juara. Saya rasa di bidang lainpun, Perusahaan yang akan mengeluarkan karyawan pasti akan dengan cara sopan dan manusiawi setidaknya mengucapkan terima kasih dan permintaan maaf atau dengan cara yg lebih pantas dan masuk diakal. Regenerasi pasti akan selalu ada, di perusahaan besar pun akan regenerasi. tapi sebaiknya PBSI menghargai atlet (Pahlawan Indonesia). Sampai saat ini saya belum pernah dengar mantan2 atlet Pelatnas yang didegradasi dengan cara ada pembicaraan yang baik. (mohon dikoreksi klu salah ) Sebagai saran lagi untuk PBSI dalam mendegradasi atlet Pelatnas, apapun prestasinya selama dia membawa nama Indonesia di dadanya, sebaiknya PBSI memberi penghargaan apapun bentuknya (piagam atau sertifikat) yang akan berguna dan menjadi kebanggaan untuk masa depan atlet.saya tidak melihat atlit yg banyak juara/prestasi. tp mash ada atlit lapis 2 dan yg laen.dan Setidaknya para mantan atlet ini akan bangga pernah membela pelatnas ( nama Indonesia ) Kebiasaan ini harus dirubah oleh siapapun pengurusnya, jangan sampai turun menurun. klo tidak di rubah, Atlet juara Olimpiade, All England, juara dunia dan juara2 lainnya akan merasakan hal yang sama. Perubahan harus di lakukan demi kebaikan anak cucu kita yang bercita-cita menjadi atlet Bulutangkis.

A post shared by Sonydwikuncoro (@sonydwikuncoro) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Ardhianto Wahyu Indraputra
Sumber : instagram.com
REKOMENDASI HARI INI

Tak Sia-sia Bakar Uang Ratusan Miliar, Marc Marquez Petik Hasilnya hingga Jadi Salah Satu Orang Terkaya di Spanyol

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
12
31
2
Man City
12
23
3
Chelsea
12
22
4
Arsenal
12
22
5
Brighton
12
22
6
Tottenham
12
19
7
Nottm Forest
12
19
8
Aston Villa
12
19
9
Fulham
12
18
10
Newcastle
12
18
Klub
D
P
1
Persebaya
11
24
2
Persib
11
23
3
Borneo
11
21
4
Bali United
11
20
5
Persija Jakarta
11
18
6
PSM
11
18
7
PSBS Biak
11
18
8
Arema
11
18
9
Persita
11
18
10
Persik
11
15
Klub
D
P
1
Barcelona
14
34
2
Real Madrid
13
30
3
Atlético Madrid
14
29
4
Villarreal
13
25
5
Athletic Club
14
23
6
Osasuna
14
22
7
Girona
14
21
8
Mallorca
14
21
9
Real Betis
14
20
10
Real Sociedad
14
18
Klub
D
P
1
Napoli
13
29
2
Atalanta
13
28
3
Inter
13
28
4
Fiorentina
13
28
5
Lazio
13
28
6
Juventus
13
25
7
Milan
12
19
8
Bologna
12
18
9
Udinese
13
17
10
Empoli
13
16
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
404
2
F. Bagnaia
388
3
M. Marquez
320
4
E. Bastianini
320
5
B. Binder
183
6
P. Acosta
181
7
M. Viñales
163
8
F. Morbidelli
140
9
F. Di Giannantonio
139
10
A. Espargaro
136