BOLASPORT.COM - Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, meminta untuk menghentikan perdebatan terkait siapa yang diuntungkan dan dirugikan dalam kasus pemotongan gaji pemain di tengah pandemi COVID-19.
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, segera menanggapi kritik Federasi Internasional Asosiasi Pesepak Bola Profesional (FIFPro) terkait pemotongan gaji pemain di Indonesia.
Seperti diketahui, FIFPro melontarkan kritiknya yang menilai PSSI telah mengambil keputusan sepihak yang mengizinkan klub untuk memotong gaji pemain tanpa berkonsultasi dengan perwakilan pemain sepak bola di Indonesia.
Baca Juga: McLaren Sudah Beri Selamat Carlos Sainz untuk Kepindahan ke Ferrari
Menanggapi kritik tersebut, Mochamad Iriawan justru meminta semua pihak untuk menghentikan perdebatan yang membahas pihak mana yang diuntungkan atau dirugikan dalam kasus ini.
Sebab menurutnya, perdebatan itu malah terkesan tidak berempati dengan kesulitan banyak orang yang sama-sama terdampak pandemi COVID-19.
"Hentikan berdebat tentang untung, rugi dan bunyi kontrak," ucap Mochamad Iriawan dilansir Bolasport.com dari Antara.
Baca Juga: Lebaran Pertama Kali Tanpa Bagus Kahfi, Rasa Rindu Selimuti Bagas Kaffa
"Tidak ada guna memperdebatkan situasi bencana yang justru malah terkesan tidak berempati dengan kesulitan yang sama-sama dihadapi oleh bangsa."
"Faktanya, saat ini kompetisi sedang mati suri. Jangan ada pihak yang malah 'mengompori'," tambahnya.
Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu melanjutkan bahwa PSSI sudah berkoordinasi dengan FIFA tentang kondisi darurat COVID-19 di Indonesia.
Oleh sebab itu, Iwan Bule berharap semua pihak tidak ikut memperburuk situasi darurat akibat virus corona.
Baca Juga: Zinedine Zidane Masih Yakin Real Madrid Dapat Trofi Besar Musim Ini
Lebih baik, disebutkan olehnya, masing-masing pihak itu saling bekerja sama untuk bersama-sama melalui situasi pandemi dang bangkit menjadi lebih baik.
Purnawirawan Polri berpangkat Komisaris Jenderal itu juga menginginkan supaya seluruh pecinta sepak bola nasional untuk berlapang dada menerima kondisi sepak bola di Indonesia saat ini yang terdampak virus corona.
"Saya berharap semua pihak bisa saling berangkulan erat untuk bersama-sama bangkit dan bertahan hidup melewati bencana ini, baik itu klub, pemain, pelatih dan semua insan bola yg saling mengikat kontrak," tutur Iwan.
FIFPro sebelumnya melontarkan kritik keras terhadap PSSI yang dinilai tidak memperhatikan kesejahteraan pemain sepak bola di Indonesia.
Baca Juga: Kecanduan Kokain, Penakluk Liverpool di Piala Dunia Klub 2005 Jual Medali Juara
Hal itu menyusul izin yang diberikan PSSI kepada klub peserta Liga 1 dan Liga 2 2020 untuk memotong gaji pemain hingga 75 persen.
Mirisnya, hampir semua klub Liga 2 memotong gaji pemainnya hingga mencapai 90 persen.
Akibat hal tersebut, FIFPro meniali bahwa PSSI telah mengabaikan standar internasional tentang kesejahteraan pemain.
"Fakta bahwa keputusan PSSI berlaku sejak Maret menunjukkan bahwa PSSI tidak peduli dengan standar internasional, apalagi soal kesejahteraan pemain di Indonesia," ujar Direktur Legal FIFPro, Roy Vermeer.
Editor | : | Hugo Hardianto Wijaya |
Sumber | : | antaranews.com |
Komentar