BOLASPORT.COM - Mantan kiper nomor satu Manchester City, Joe Hart, mengaku sikap pelatih Pep Guardiola sempat berdampak terhadap kesehatan mentalnya.
Joe Hart sempat menjadi kiper terbaik yang dimiliki oleh Manchester City dengan penampilannya yang kerap memukau.
Direkrut Man City pada 2006, Joe Hart butuh waktu selama empat tahun untuk menjadi kiper nomor satu di tim utama.
Penampilan impresif kiper asal Inggris ini membuatnya berkali-kali mendapat penghargaan Golden Glove setelah mengoleksi jumlah clean sheet terbanyak dalam satu musim.
Penghargaan itu diraihnya tiga musim berturut-turut sejak Liga Inggris musim 2010-2013 dan musim 2014-2015.
Baca Juga: Lari dari Kotak Penalti Man United, Joe Hart Tepis Tendangan dari Jarak 45 Meter
Status kiper utama di Man City juga sejalan dengan posisinya di tim nasional Inggris.
Dia menjadi kiper nomor satu timnas Inggris dan tempatnya hampir tak tergoyahkan.
Namun, semua berubah saat kedatangan Pep Guardiola pada awal musim 2016-2017 untuk menukangi Man City.
Gaya permainan Hart dinilai tak cocok dengan Guardiola yang menginginkan semua pemain, tak terkecuali kiper, memiliki kemampuan untuk memainkan bola dengan kaki.
Posisi Hart di tempat utama The Citizens sempat digusur Willy Caballero sebelum akhirnya klub tersebut mendatangkan Claudio Bravo.
Hart pun merasa dirinya tak diinginkan oleh Guardiola dan memutuskan untuk pergi ke Torino dengan status pinjaman.
Baca Juga: Eks Kiper Manchester City Benci Sekaligus Kagum kepada Pep Guardiola
Kiper berusia 33 tahun ini mengakui bahwa sikap Guardiola merupakan pukulan terbesar dalam kariernya.
Ia merasa tak diinginkan oleh Guardiola dan hal tersebut berdampak pada kesehatan mentalnya.
"Akan terdengar menyedihkan, tetapi itu adalah yang benar terjadi. Saya tidak bermain dan saya tidak diinginkan," kata Hart dalam program 'Sepak Bola, Pangeran William, dan Kesehatan Mental Kita' yang mengudara di BBC One, dikutip BolaSport.com dari TalkSPORT.
"Hal-hal terjadi dengan pelatih baru di Man City, mungkin pelatih paling penting di dunia."
"Dia tak lantas tidak menyukai saya, dia hanya memiliki aspek tertentu yang dia rasa saya tak sanggup untuk memenuhinya."
"Tentu saja itu titik terendah dalam karier sepak bola saya, tetapi itu bukan awan gelap."
"Ya saya sedih, saya kecewa tidak bermain, karena saya tahu apa yang saya inginkan, saya tahu di mana seharusnya berada," ucap kiper yang juga pernah dipinjamkan ke West Ham United ini menambahkan.
Perubahan dalam kariernya di Man City berdampak pada posisi Hart di timnas Inggris.
Baca Juga: Manchester City Kena Karma Gara-gara Singkirkan Joe Hart
Sama seperti nasibnya di Man City, Hart juga kehilangan tempatnya di skuad The Three Lions.
Pada musim panas 2018, Hart memutuskan hengkang secara permanen dari City menuju Burnley.
Namun, klub baru Hart tak banyak mengubah perkembangan kariernya karena ia masih tak menjadi pilihan utama.
Ia mengakui perjuangannya saat ini untuk membobol tim utama Burnley juga sulit.
Meskipun begitu, Hart menganggap hal itu sebagai tantangan.
"Saat ini saya tidak terpilih, sesederhana itu. Anda tahu, di sekolah, Anda tidak terpilih dan itu sulit," tutur Hart.
"Saya merasa saat ini bisa menjadi waktu yang sangat gelap bagi saya, tetapi tidak, saya melihatnya sebagai tantangan," ujar kiper berpostur 196 cm ini mengakhiri.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Talksport |
Komentar