BOLASPORT.COM - Persib Bandung menjadi salah satu klub yang setuju jika kompetisi Liga 1 dan Liga 2 kembali dilanjutkan.
Hal itu diutarakan Persib Bandung lewat rapat PSSI bersama 18 klub Liga 1 terkait nasib kompetisi 2020.
Dari 18 klub Liga 1, hanya ada 6 klub yang setuju Liga 1 dilanjutkan.
Menanggapi hal tersebut, pelatih Persib Bandung setuju dengan sikap klubnya tersebut.
Baca Juga: 3 Syarat dari Borneo FC Jika Liga 1 2020 Berlanjut di Tengah COVID-19
Menurutnya ada beberapa faktor yang ia miliki kenapa kompetisi saat ini harus kembali dilanjutkan.
"Saya pikir ada banyak harapan dari orang-orang yang terlibat di sini, bukan hanya PSSI. Hal yang utama adalah deklarasi dari pemerintah apakah menentukan masa darurat bencana berakhir atau dilanjutkan untuk Indonesia."
"Melihat apa yang terjadi di dunia, semua sudah semakin paham soal virus ini sekarang. Kalian bisa lihat beberapa negara yang hancur karena corona lebih dari Indonesia kini sudah mulai bangkit. Penerbangan sudah mulai dibuka lagi, kebijakan lockdown dicabut, kegiatan masyarakat mulai kembali normal, tempat kerja dan toko sudah mulai dibuka, kegiatan olahraga terutama sepakbola juga sudah dibolehkan lagi," ujarnya seperti dikutip Bolasport.com dari Tribun Jabar, Kamis (28/5/2020).
Hal itu juga selaras dengan perintah dari presiden Indonesia saat ini yang akan menerapkan new normal di Indonesia.
Baca Juga: Kiper yang Belum Kemasukan di Liga 1 Ini Ingin Kompetisi Dilanjutkan
Ia juga cukup memahami metode new normal yang ia nilai saat ini virus corona tidak terlalu berbahaya untuk olah raga outdoor.
Untuk itu tidak akan menjadi masalah jika kompetisi kembali digulirkan.
"Tapi seperti yang dikatakan presiden Indonesia, kami harus mulai hidup dengan 'new normal' dan itu bukan hanya di Indonesia tapi di seluruh dunia. Jadi jika kalian melihat trennya sekarang, orang-orang harus mulai paham bahwa covid adalah sesuatu yang hidup bersama-sama untuk saat ini. Kalian harus mengikuti arahan yang dibuat oleh kementrian kesehatan seperti bagaimana memperhatikan kebersihan, tidak berada di tempat yang ramai."
"Dan seperti hasil penelitian bahwa resiko transmisi virus jauh lebih kecil pada kegiatan outdoor ketimbang kegiatan indoor atau sesi diskusi tatap muka. Jadi kami melihat ke depan soal 'new normal' dan olahraga kembali diizinkan digelar, sepakbola di beberapa negara menjadi olahraga yang pertama dimainkan lagi meskipun tanpa penonton karena masih sangat beresiko menularkan virus," tambahnya
Baca Juga: Persiraja Banda Aceh Kekeh Ingin Liga 1 2020 Lanjut dengan Penonton
Pelatih berkebangsaan Belanda itu juga optimis PSSI akan melanjutkan kompetisi ke depannya.
Setidaknya ia menilai Liga akan kembali bergulir pada Agustus.
Selain itu, jika benar kompetisi berlangsung kembali pada Agustus maka akan baik karena nantinya liga akan berakhir pada April atau Mei yang dapat mengikuti kalender kompetisi Eropa.
Baca Juga: Eks Komisaris PT LIB: Lebih Baik Liga Dihentikan Selama Vaksin Belum Ditemukan
"Jadi saya melihat ke depan menunggu PSSI menerbitkan statement, mungkin bukan langsung di tanggal 29, tapi menurut saya jawaban paling logis adalah memulai lagi liga. Mungkin tidak sesuai dengan surat saat Maret lalu yang menyebut liga akan berjalan lagi Juli, tapi mungkin mundur satu bulan mungkin di Agustus."
"Jadi saya sangat positif semua bisa akan berlatih lagi pada Juni dan memulai lagi kompetisi Agustus."
"Lalu kami harus mengikuti format kompetisi baru yaitu liga akan berakhir pada April atau Mei tahun depan (2021) mengikuti kalender kompetisi Eropa. Dan itu bisa membantu pemain timnas berada di puncak permainan dan juga timnas U-19 yang akan bermain di Piala Dunia 2021 nanti. Selain itu Piala Indonesia bisa diimplementasikan, selain agar tim kami juga bisa melakukan persiapan lebih baik untuk tampil di kompetisi asia. jadi saya melihat positif ke depan bahwa kompetisi akan dimulai lagi pada Agustus dan selesai tahun depan pada April atau Mei," tutupnya.
Baca Juga: Komisaris Persib, Umuh Muchtar Tanggapi Hasil Rapat Virtual PSSI
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | Tribun Jabar |
Komentar