BOLASPORT.COM - Pelatih timnas U-16 Indonesia, Bima Sakti, mengenang momen ketika dirinya takut ditampar senior dan diminta pulang ke Tanah Air saat bermain untuk klub Swedia, Helsingborg.
Bima Sakti merupakan pesepak bola legendaris Indonesia yang memiliki kiprah cukup panjang sebagai seorang pemain.
Sebelum berkarier sebagai pelatih, Bima Sakti merupakan seorang pemain andalan bagi beberapa klub Tanah Air.
Namun, sebelum mencicipi kompetisi di Indonesia, Bima Sakti terlebih dahulu bermain di Eropa.
Pada tahun 1995, Bima Sakti memiliki kesempatan untuk memperkuat klub asal Swedia, Helsingborg, selama satu musim.
Baca Juga: Ikuti Cara Shin Tae-yong, Bima Sakti Akan Lakukan TC Virtual
Pria kelahiran Balikpapan, Kalimantan Timur, ini pun mengenang momen-momen yang paling diingatnya saat bermain di klub tersebut.
Salah satu peristiwa yang tidak pernah dilupakan Bima Sakti berkaitan dengan seniornya di Helsingborg.
Baca Juga: Bima Sakti Tak Sabar Menanti Hasil Drawing Piala Asia U-16 2020
Saat itu, Bima Sakti merasa takut ditampar dan dipulangkan ke Indonesia lantaran dia menekel pemain senior yang juga merupakan kapten klub.
"Saat latihan bersama senior, ada kapten kami yang namanya Roland Nilsson. Dia pemain timnas Swedia yang bawa negara itu meraih juara 3 di Piala Dunia 1994. Saya sungkan padanya, apalagi dia seorang senior dan pemain timnas," kata Bima Sakti kepada BolaSport.com dalam acara Sport Talk, Kamis (4/6/2020).
"Jadi, pas sesi latihan dan dia bawa bola, saya biarkan dia dan tidak menekelnya. Lalu, dia langsung stop latihan dan angkat baju saya."
"Dia marah dan bilang bahwa saya harus serius latihan."
"Dia bilang, 'Bima, kamu harus ambil bola saya. Kamu latihan bertahan, saya latihan keluar dari pressing kamu'," ucap Bima Sakti melanjutkan.
Latihan keesokan harinya, Bima Sakti kembali berduel satu lawan satu dengan Nilsson.
Dia tanpa pikir panjang langsung menekel bola yang sedang dikuasi Nilsson.
"Saya ambil bola dan bola keluar, saya kepeleset dan kami jatuh. Kaki dia tidak sengaja saya injak sampai berdarah," ujar Bima Sakti.
Baca Juga: AFF Tunda Piala AFF U-16 2020, Bima Sakti Revisi Program Latihan
"Saya sudah takut. Saya bisa ditempeleng dan disuruh pulang ke Indonesia. Apalagi kakinya kan berdarah."
"Akan tetapi, ternyata dia berbalik dan memegang rambut saya sambil bilang, 'This is football, kamu bawa karakter ini ke Indonesia', padahal kakinya kena pul saya waktu itu."
"Waktu itu akhirnya saya jadi terbiasa, sudah terbentuk mindset bahwa meskipun latihan, tetap harus dilakukan 100 persen," tutur mantan pemain Persiba Balikpapan ini melanjutkan.
Editor | : | Septian Tambunan |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar