BOLASPORT.COM - Firman Utina menceritakan kisahnya yang harus melepaskan pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil (PNS) demi karier sepak bola.
Firman Utina mendapatkan pekerjaan sebagai PNS setelah berhasil mengantar Persita Tangerang menjadi runner-up di Liga Indonesia 2002.
Firman Utina memilih melepas jabatan PNS dan kemudian bergabung dengan Arema FC pada tahun 2005.
Keputusan Firman Utina pindah dari Persita Tangerang ke Arema FC diambil untuk mengikuti jejak dari Benny Dollo, yang juga hengkang ke klub berjulukan Singo Edan.
Baca Juga: Sembuh dari DBD, Pemain Malaysia Tunggu Waktu Kembali ke Latihan
Mantan pemain Persija Jakarta itu mengaku sempat bingung antara memilih karier sepak bola atau PNS.
“Saya ikut Om Bendol (sapaan Benny Dolo) dari Persma Manado, Persita, lalu ke Arema 2005-2006," kata pria berusia 39 tahun itu di YouTube Ricky Nelson Coaching.
"Saya melepas jabatan sebagai PNS pada waktu itu. Ada dua sisi pilihan, waktu itu sudah menikah dan punya satu anak, saya harus memilih antara pegawai negeri atau karier,” kata mantan pemain Persib Bandung.
Sebelum melepaskan jabatan PNS dan pindah ke Arema FC, Firman terlebih dahulu meminta saran dari istri.
Baca Juga: Mulai Lupakan Timo Werner, Liverpool Bidik Raja Dribel Liga Inggris
"Begitu saya ngobrol dengan istri, tujuan saya merantau ke Tangerang memang sebagai pesepak bola, bukan PNS," ujar Firman Utina.
Keputusan Firman Utina pindah ke Arema FC ternyata tidak sia-sia.
Bersama Arema FC, Firman berhasil meraih dua gelar juara Piala Indonesia secara beruntun di musim 2005 dan 2006.
"Saya bawa keluarga ke sana dan Alhamdulillah ada hasilnya. Dua tahun di sana, kerja keras dan kami tahu bagaimana suporter Arema Malang juga," kata mantan pemain Sriwijaya FC.
Baca Juga: Pernah Bobol Gawang Liverpool, Eks Liga 1 ini Masih Garing di Vietnam
"Harus punya mental kuat untuk main di Arema,” sambung Firman Utina.
Firman juga berterima kasih kepada pemain senior yang sudah memberikan banyak masukan.
Ia mengaku banyak belajar dari para pemain senior sehingga bisa menjadi pemain profesional.
“Waktu itu saya dibimbing pemain senior: Putu Gede, Joao Carlos, Franco Hita. Mereka rata-rata pemain asing yang mendidik dan mengayomi pemain muda," kata pria kelahiran Manado, Sulawesi Utara
"Saya termotivasi dan dilindungi. Saya bekerja keras dan saya belajar jadi pemain profesional,” tutup Firman Utina.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | YouTube |
Komentar