BOLASPORT.COM - Berbeda dengan nasib Liga 1 dan Liga 2 yang sudah mulai menemui titik terang, kompetisi Liga 3 nyaris tidak terdengar.
Nasib kompetisi Liga 1 dan Liga 2 tampaknya menemui titik terang setelah PSSI mengadakan rapat dengan klub-klub kontestan beberapa waktu lalu.
Hasilnya, Liga 1 diwacanakan akan kembali bergulir pada bulan September dan Liga 2 digelar sebulan kemudian.
Hal ini semakin diperkuat dengan pernyataan PT LIB, yang mengaku siap untuk kembali menjalankan kompetisi musim ini.
Dua kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia mungkin sudah mulai dapat bernapas lega.
Baca Juga: Jorge Masdival Ucapkan Terima Kasih kepada Penggemar atas Dukungan Lawan UFC
Namun, nasib berbeda dialami oleh kompetisi di bawah Liga 1 dan Liga 2, yaitu Liga 3.
Sampai saat ini kejelasan terkait kompetisi Liga 3 nyaris tidak pernah terdengar.
Kondisi ini tentu meresahkan klub-klub kontestan Liga 3.
Dijelaskan oleh Wakil Ketua Asprov PSSI DIY, Wahyudi Kurniawan, kompetisi Liga 3 sebenarnya memiliki posisi yang fundamental dalam sepak bola Indonesia.
Pasalnya mereka merupakan cikal bakal klub yang lambat laun akan berkompetisi di kasta berikutnya.
Klub-klub Liga 3 yang pasti saat ini sedang menunggu langkah dari PSSI.
"Kalau untuk Liga 3 memang kondisinya saat ini sangat berat. Apalagi, klub Liga 3 rata-rata yang mengurus perorangan (pengusaha, red), orang-orang yang benar-benar gila sepak bola, dan selalu mengupayakan apa pun demi sepak bola. Jadi, tidak semua klub Liga 3 didukung APBD," kata Wahyudi Kurniawan seperti dikutip Bolasport.com dari Tribun Jogja.
"Saya melihat berbagai aspek kehidupan terdampak COVID-19, padahal yang namanya pembinaan sepak bola, khususnya Liga 3 ini, tidak hanya butuh orang nekat. Juga dibutuhkan manajerial dan menyiapkan pendanaan untuk mengikuti kompetisi," lanjutnya.
"Kami dari Asprov menunggu kebijaksanaan PSSI," tambah Wahyudi.
Baca Juga: Soal Lanjutan Liga 1, Gelandang Persib Nantikan Kabar Baik dari Indonesia
Wahyudi menambahkan dengan kondisi klub-klub Liga 3 saat ini, memang sulit menggelar kompetisi.
Untuk klub yang didanai oleh APBD pun akan terasa sulit.
"Kalau menurut saya, untuk menyelenggarakan saja berat. Muara (kompetisi, red) mau ke mana? Sekadar having fun atau bagaimana?," kata Wahyudi.
"Klub yang didukung APBD pun pasti prioritasnya digeser untuk menanggulangi COVID-19. Kita harus sadari dalam situasi saat ini yang terpenting adalah kesehatan dan keselamatan. Kalau dipaksakan dan jadi klaster baru malah nanti repot," pungkasnya.
Baca Juga: Irfan Bachdim Nilai Pemain Indonesia Layak Main di Luar Negeri dengan Satu Syarat
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Tribun Jogja |
Komentar