"Kalau dari segi kecepatan kami tertinggal dari pemain-pemain yang lebih muda, karena itu pelatih membuat program untuk menerapkan strategi lain," ujar Ahsan.
"Dulu kami masih bisa bergerak cepat, tetapi sekarang saya dan Hendra sudah tidak bisa bermain dengan cara demikian. Jadi kami harus berubah dan menguatkan pertahanan," tutur dia.
Sementara itu, Hendra menyebut penyesuaian mau tak mau harus diterapkan kalau mereka ingin tetap bersaing dengan para pemain lain.
"Seperti yang dibilang Ahsan, kami sudah tidak secepat dulu. Karena itu kami harus lebih pintar menempatkan bola," kata Hendra.
"Kalau tidak begitu kami akan kesulitan melawan pemain-pemain lain," ucapnya lagi.
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan mengawali tahun 2020 dengan menjadi finalis Indonesia Masters pada Januari lalu.
Sayang bagi pasangan berjulukan The Daddies tersebut, mereka gagal mempertahankan titel All England Open pada Maret lalu setelah tersingkir pada babak perempat final.
Adapun pada peringkat Race to Tokyo, posisi Ahsan/Hendra masih aman karena mereka menempati peringkat kedua.
Baca Juga: Richard Mainaky: Olimpiade Ditunda Bukan Masalah untuk Praveen/Melati
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Badminton Unlimited |
Komentar