BOLASPORT.COM - Pelatih Madura United, Rahmad Darmawan, harus rela tak dapat emas SEA Games 1991 karena mengikuti pendidikan militer.
Pelatih Madura United, Rahmad Darmawan, merupakan salah satu contoh pesepak bola sekaligus tentara yang sukses di Indonesia.
Sepanjang kariernya, Rahmad Darmawan bisa menjaga performanya sebagai gelandang kawakan sambil menjalankan tugas sebagai prajurit TNI AL.
Meski demikan, Rahmad Darmawan tak selalu yakin dengan jalur hidupnya.
Baca Juga: Sang Pelatih Isyaratkan Serena Williams Mau Tampil pada US Open 2020
Dalam bincang-bincang bersama Hamka Hamzah di kanal Youtube Hamka Story 23, mantan pelatih Tira Persikabo itu mengaku pernah galau dengan masa depannya.
Setelah menyelesaikan kuliah pada 1989, RD, sapaan akrabnya, sempat ragu untuk kembali bermain sepak bola atau mengejar cita-cita sebagai tentara nasional Indonesia.
"Selesai kuliah saya tidak bisa langsung main bola karena saya harus memilih masa depan saya di bola atau saya harus mencapai cita-cita saya untuk menjadi seorang prajurit TNI," ucapnya dilansir Bolasport.com dari Youtube Hamka Story 23.
Baca Juga: Meski Tampil Garang Bersama Persib, Wander Luiz Belum Bisa Lakukan ini
"Makanya saya daftar di sekolah perwira wajib militer dan saya diterima."
"Saya akhirnya ikut pendidikan di Akademi Militer Magelang tahun 1990-1991, lulus saya jadi perwira di Angkatan Laut kemudian saya melanjutkan karier di sepak bola," tambahnya.
Keinginan RD untuk menjadi perwira ternyata harus dibayar cukup mahal.
Mantan pemain Persija Jakarta itu harus melewatkan kesempatan untuk meraih medali emas SEA Games 1991.
Baca Juga: Chiellini Beberkan Revolusi Bek Hasil Warisan dari Antonio Conte
Seperti diketahui, timnas Indonesia sukses meraih medali emas di SEA Games 1991 ketika diasuh oleh pelatih asal Rusia, Anatoli Polosin.
Prestasi tersebut juga menjadi torehan emas Indonesia terakhir yang pernah diraih di cabang sepak bola SEA Games.
"Tahun 1991 itu tahun yang tidak menguntungkan buat saya. Sebetulnya saya masuk dalam skuad Anatoli (Polosin)," ujar RD.
"Tahun 1990 saya sudah ikut dalam persiapan seleksi tapi tiba-tiba saya harus ikut pendidikan militer."
Baca Juga: Rezali Hehanussa, Bek Persija yang Punya Naluri Jadi Stiker Haus Gol
"Itu yang membuat saya harus merelakan kesempatan juara," ucapnya.
RD pun terpaksa melewatkan prestasi terbesar yang seharusnya bisa diraihnya sebagai seorang pemain profesional di Indonesia.
Sebab mantan pelatih timnas U-23 Indonesia itu memang tak banyak mendulang prestasi ketika masih aktif merumput di lapangan.
Baca Juga: Satu Rekor Telah Menanti Gianluigi Buffon jika Juventus Juara Coppa Italia
"Di Persija saya hanya mencapai runner-up Piala Presiden, waktu itu kami kalah di partai final," kata RD.
"Prestasi lainnya yang bersama klub yaitu bersama Persikota juara Divisi 2 (1996) dan juara Divisi 1 (1997)."
"Kemudian di timnas saya hanya mencicipi juara 3 SEA Games saja," tandasnya.
Editor | : | Hugo Hardianto Wijaya |
Sumber | : | YouTube |
Komentar