BOLASPORT.COM - Rahmad Darmawan memutuskan untuk pensiun dini dari TNI Angkatan Laut demi mengejar cita-citanya menjadi pelatih di luar negeri.
Rahmad Darmawan merupakan salah satu dari sedikit insan sepak bola Indonesia yang berkesempatan berkarier di luar negeri.
Hebatnya, Rahmad Darmawan pernah mencicip atmosfer sepak bola di negara lain baik sebagai pemain maupun sebagai pelatih.
Sebagai pemain, pelatih Madura United itu pernah direkrut klub asal Malaysia, Army Forces FC, pada 1992-1993.
Baca Juga: Sudah Pernah Pensiun dari TNI, Rahmad Darmawan Belum Bisa Pensiun dari Sepak Bola
Lima belas tahun kemudian, tepatnya pada 2015, Rahmad Darmawan kembali dipanggil ke Malaysia untuk membesut T-Team.
Dalam bincang-bincang bersama Hamka Hamzah di kanal Youtube Hamka Story 23, RD, sapaan akrabnya, menceritakan pengalamannya melatih tim di Malaysia.
RD menyebut momen tersebut merupakan cita-cita terbesarnya sebagai seorang pelatih.
Untuk itu, RD bahkan berani mengajukan pensiun dini dari kesatuannya di TNI Angkatan Laut.
Baca Juga: Gelandang Muda Persija Jakarta Tak Masalah Piala Asia U-16 Diundur
"Ada tawaran untuk melatih di Malaysia. Itu tantangan buat saya, cita-cita saya," ucapnya dilansir Bolasport.com dari Youtube Hamka Story 23.
"Karena saya pernah merasakan atmosfer sebagai pemain di luar negeri. Saya juga punya cita-cita jadi pelatih di luar negeri."
"Saya sampai memberanikan diri untuk mengajukan pensiun dini sebagai prajurit TNI AL," lanjutnya.
"Kebetulan masa dinas saya sudah mencukupi, akhirnya diizinkan," ujar RD lagi.
Baca Juga: Gelandang Muda Persija Jakarta Tak Masalah Piala Asia U-16 Diundur
Pada mulanya, RD hanya mendapat tawaran kontrak selama satu tahun.
Tak disangka, eks pelatih timnas U-23 Indonesia tersebut sanggup memberikan prestasi yang cukup mentereng bagi T-Team.
"Saya meneruskan karier sebagaii pelatih di Malaysia," kata juru taktik yang mengawali karier di tim PON Lampung itu.
"Saya dikontrak satu tahun, di tahun pertama kami bisa menang play-off dan langsung ke super league dan kami sampai lolos ke semi final Malaysia Cup."
Baca Juga: BREAKING NEWS - Liga Champions Resmi Kembali Bergulir 7 Agustus 2020
"Saya langsung diperpanjang kontrak dua tahun," tambahnya.
Sayang, nasib baik tidak mengiringi Rahmad Darmawan di musim keduanya bersama T-Team.
"Tapi di tahun kedua tiba-tiba kebijakan Kerajaan Negeri Terengganu mengubah status klub menjadi reverse klub sehingga tidak boleh satu kasta dengan Terengganu FC," jelasnya.
Pada 21 November 2017, manajemen T-Team mengumumkan bahwa timnya akan merger dengan Terengganu FA yang juga berlaga di Liga Super Malaysia.
Baca Juga: Malaysia Kucur Dana Rp 1,6 Miliar untuk Bangun Kota Olahraga
Dua tim tersebut kemudian bersatu di bawah panji baru yang bernama Terengganu FC.
Akibat dari penyatuan tersebut, T-Team harus turun ke kasta kedua Liga Malaysia, yakni Liga Premier Malaysia, meski finis di luar zona degradasi.
Rahmad Darmawan menjadi sosok yang vokal mengkritik kebijakan manajemen Terengganu FC yang mengambil keputusan secara sepihak sebelum Liga Super Malaysia 2018 dimulai.
Baca Juga: Sebuah Harapan Besar untuk Kakak Beradik di Persib Bandung
Menurutnya, jika memang ingin melakukan merger dengan Terengganu FA, maka dirinya dan para pemain T-Team tidak perlu bersusah payah menghindari zona degradasi.
Setelah keputusan tersebut, RD memutuskan untuk mengundurkan diri dan kembali ke Indonesia.
RD pun kembali melatih Sriwijaya FC dan meraih peringkat ketiga di Piala Presiden 2018.
Editor | : | Hugo Hardianto Wijaya |
Sumber | : | YouTube |
Komentar