BOLASPORT.COM - Evander Holyfield menjadi salah satu petarung yang sukses menumbangkan Mike Tyson bahkan hingga dua kali.
Inilah yang membuat Holyfield kemudian dikatakan sebagai rival terberat dalam karier Mike Tyson.
Pertama kali dia menumbangkan Si Leher Beton adalah dengan TKO di ronde ke-11 tahun 1996 dan kemudian dia sukses menang lagi di laga ulang saat Tyson menggigit telinga lawannya ini di ronde ketiga.
Ya, di tarung ulang itu Mike Tyson didiskualifikasi dan dianggap kalah.
Baca Juga: Bukan Khabib atau McGregor, Ini Petarung Jagoan Mike Tyson di UFC
Holyfield memang berbeda dibandingkan petarung lain karena dia sangat agresif karena memang dia mengakui suka menekan lawan.
"Saya selalu suka untuk menekan. Semuanya berpikir saya akan lari dari Mike namun saya ingin mereka semua tahu bahwa saya tidak akan lari," tuturnya.
"Saya merasa tangan saya lebih cepat dan saya punya jangkauan yang lebih jauh darinya. Saya hanya harus memukulnya beberapa kali karena setelah dipukul, seseorang cenderung akan berubah," tuturnya.
Holyfield juga tidak menampik bahwa dirinya sering membuat celah ketika bertarung sehingga kerap dipukul lawan.
Namun dia sendiri mengaku bahwa dia masih bisa menahan pukulan-pukulan lawannya bahkan Mike Tyson sekalipun.
Holyfield kemudian berujar bahwa sebenarnya yang membuat Mike superior adalah orang-orang akan takut duluan dengannya sehingga cenderung menghindar.
"Masalahnya adalah Mike tidak terlalu sering ditekan karena orang takut dengannya. Saya tidak takut dan saya sadar dia akan memukul saya," ucapnya.
Baca Juga: Kabur Saat Diajak Nonton Video Pembantaian, Petinju Ini Hampir Dibunuh Mike Tyson
Menurut Holyfield, saat itu yang terlintas adalah bahwa Mike Tyson memilih lawan yang salah.
Holyfield melanjutkan bahwa yang menjadi kekurangan Mike Tyson adalah dia tidak suka dipukul khususnya di bagian badan.
"Mike suka memukul tapi dia tidak suka dipukul khususnya di bagian badan. Dia tidak suka itu terjadi," ujarnya.
"Saya tahu jika badannya dipukul, itu akan memperlambat pergerakannya," pungkasnya.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | Give Me Sport |
Komentar