Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kisah Robert Alberts Jadi Pelatih, Cedera Parah hingga Diangkat Mendadak

By Hugo Hardianto Wijaya - Jumat, 19 Juni 2020 | 05:45 WIB
Pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts, saat memimpin sesi pemusatan latihan tim di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, pada Senin (27/1/2020).
GREGORIUS ADITYA KATUK/PERSIB.CO.ID
Pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts, saat memimpin sesi pemusatan latihan tim di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, pada Senin (27/1/2020).

BOLASPORT.COM - Pelatih Persib Bandung, Robert Alberts, menceritakan serangkaian kejadian yang mengiringi perjalanan kisahnya menjadi seorang pelatih.

Pelatih Persib Bandung, Robert Alberts, memiliki karier yang singkat sebagai pemain profesional.

Juru taktik asal Belanda itu hanya menghabiskan sekitar 10 tahun dari masa hidupnya untuk menjadi seorang pemain sepak bola.

Sementara sebagai seorang pelatih, Robert Alberts telah menekuni pekerjaannya selama lebih dari 35 tahun.

Baca Juga: Indra Sjafri Komentari Hasil Drawing Piala Asia U-16 dan U-19 2020

Robert pun menceritakan serangkaian kejadian yang mengiringi perjalanan kariernya di dunia sepak bola.

Menurut Robert, segalanya bermula ketika dia hijrah ke Liga Swedia ketika masih berumur 23 tahun untuk mencari menit bermain.

"Ketika saya masih muda, saya datang ke Swedia. Bill Baxter dia mencari pemain dan melalui anaknya, Mike Baxter yang akhirnya menjadi tim nasional U-21 Inggris dan tim nasional Afrika Selatan," ujar Robert Alberts dilansir Bolasport.com dari Tribun Jabar.

Saat itu, Robert bergabung dengan klub semi profesional, Raa IF, yang membebaskan siapapun untuk bergabung atau pergi dari klub tanpa keterikatan.

Baca Juga: Demi Punya Banyak Pemain Hebat, Indonesia Perlu Punya Lapangan Indoor dan Rumput Sintetis

Naas, Robert justru mendapat cedera parah di punggung bagian bawah yang sempat mengancam kariernya.

"Dari klub itu lalu saya pindah ke klub lain karena mengalami cedera di punggung bagian bawah dan dokter menyuruh saya untuk melakukan operasi di usia yang sangat muda, sekitar usia 24," tutur Robert.

"Jadi saya menolaknya karena tidak ada garansi saya bisa bermain sepakbola lagi setelah itu," katanya.

"Jadi ketimbang operasi, saya melakukan program ketat untuk meningkatkan otot punggung," ucapnya lagi.

Baca Juga: Presiden LaLiga Memohon Lionel Messi untuk Bertahan di Barcelona

Cedera punggung itu ternyata membuka cakrawala baru dalam perjanalan karier Robert Alberts di sepak bola.

Robert memilih pindah dari Raa IF dan bergabung dengan klub yang bermain di kasta berbeda, Hittarps IF.

"Bersama klub itu saya mulai membangun karier lagi di Swedia, kami menjadi tim yang fantastis karena menjadi sebuah unit yang kompak, kami seperti keluarga besar," katanya.

Di Hittarps IF pula jebolan akademi Ajax itu mengawali kisah hidupnya sebagai pelatih sepak bola.

Baca Juga: Hasil Rapat Exco, PSSI Setuju Lanjutkan Kompetisi Liga 1 dan Liga 2

Secara mengejutkan, Robert yang masih berusia sekitar 30 tahun, diminta oleh manajemen untuk menjabat sebagai pelatih sekaligus pemain.

"Ketika pelatih pergi, manajemen meminta saya untuk menjadi pelatih juga. Jadi saya menjadi pemain merangkap pelatih di tim tersebut."

"Dan itu tentu peran yang berbeda, karena sebelumnya saya menikmati peran sebagai pemain dan setelah itu saya menjadi pelatih bagi teman-teman satu tim."

"Saya membangun program latihan dan taktik yang akan dimainkan," sambung Robert Alberts.

Baca Juga: Fix! Ini Jadwal Timnas U-19 Indonesia di Piala Asia U-19 2020

Semenjak diangkat sebagai pemain-pelatih, Robert Alberts mulai tertarik pada dunia latih-melatih.

Sosok yang membawa Arema Indonesia menjuarai ISL 2009/2010 itu mengaku merasakan sensasi berbeda ketika menjadi sosok yang harus mengatur strategi bagi timnya.

"Di satu kesempatan kami merupakan teman satu sama lain tapi di kesempatan berbeda saya menjadi pelatih mereka," ungkap Robert Alberts.

"Tetapi pemain tetap percaya dengan apa yang saya sampaikan dan kami mencapai sukses bersama," ujarnya.

Pengalaman menjadi seorang pemain sekaligus sebagai pelatih memberi banyak pelajaran bagi Robert Alberts.

Baca Juga: Pesan Ari Lasso ke Persebaya Surabaya, Jangan Bikin Malu

Salah satunya adalah mempertahankan pendirian dan ide tanpa alasan yang dibuat-buat.

"Karena di satu sisi saya bermain sebagai pemain yang menghuni starting eleven dan saya juga menjadi pelatih."

"Itu awalan yang bagus bagi saya dan saya juga sempat mendapatkan tawaran yang menarik dari klub Swedia lainya."

"Tapi saya masih tetap dengan loyalitas untuk tetap bersama klub ini," tandas Robert Alberts.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
25
60
2
Arsenal
25
53
3
Nottm Forest
25
47
4
Man City
25
44
5
Bournemouth
25
43
6
Chelsea
25
43
7
Newcastle
25
41
8
Fulham
25
39
9
Aston Villa
25
38
10
Brighton
25
37
Klub
D
P
1
Persib
23
50
2
Persebaya
23
41
3
Dewa United
23
40
4
Persija Jakarta
23
40
5
Bali United
22
37
6
Borneo
23
35
7
Persita
23
35
8
PSM
23
33
9
Persik
23
33
10
Arema
22
32
Klub
D
P
1
Barcelona
24
51
2
Real Madrid
24
51
3
Atlético Madrid
24
50
4
Athletic Club
24
45
5
Villarreal
24
41
6
Rayo Vallecano
24
35
7
Mallorca
24
34
8
Real Betis
24
32
9
Osasuna
24
32
10
Girona
24
31
Klub
D
P
1
Napoli
25
56
2
Inter
25
54
3
Atalanta
25
51
4
Juventus
25
46
5
Lazio
25
46
6
Fiorentina
25
42
7
Milan
24
41
8
Bologna
24
41
9
Roma
25
37
10
Udinese
25
33
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
508
2
F. Bagnaia
498
3
M. Marquez
392
4
E. Bastianini
386
5
B. Binder
217
6
P. Acosta
215
7
M. Viñales
190
8
A. Marquez
173
9
F. Morbidelli
173
10
F. Di Giannantonio
165
Close Ads X