BOLASPORT.COM - Setiap manusia berhak menentukan nasibnya, begitu juga petinju yang memilih karier sebagai politikus.
Menjadi politikus merupakan sebuah pekerjaan mulia.
Filsuf Yunani, Aristoteles, mendefinisikan politik sebagai usaha yang ditempuh bagi setiap masyarakat untuk mewujudkan kebaikan bersama.
Tugas sebagai pelayan masyarakat pun menjadi pilihan bagi beberapa petinju papan atas selain beradu pukulan dengan lawan di dalam ring.
BolaSport.com menemukan setidaknya ada lima petinju yang menjadi politikus.
Baca Juga: Eks Juara Tinju Beri Anthony Joshua Nasihat untuk Kalahkan Tyson Fury
Berikut deretan petinju yang mencicipi karier sebagai politikus.
Nikolai Valuev menjadi politikus setelah mengakhiri karier tinju pada 2009.
Pada 2011, mantan juara kelas berat WBA ini menjadi anggota State Duma melalui United Russia Party.
Jauh sebelum menjadi politikus, Valuev mempunyai rekor pertandingan yang mentereng.
Pria berusia 46 tahun ini pernah mengalahkan petinju papan atas seperti Evander Holyfield dan John Ruiz.
Adapun Valuev sudah melakoni 53 pertarungan dengan hasil 50 kali menang, 2 kali kalah, dan 1 no contest.
Baca Juga: Ditarik Ducati, Jack Miller Pede Punya Modal Bekuk Marc Marquez
Vitali Klitschko menjabat sebagai walikota Kiev, ibukota Ukraina.
Klitschko sudah aktif berpolitik sejak 2005 meski juga disibukkan dengan kariernya sebagai petinju hingga 2013.
Bicara soal tinju, Vitali Klitschko adalah salah satu petinju yang paling disegani. Pria berusia 48 tahun ini pernah menyandang sabuk juara kelas berat WBO dan WBA.
Klitschko pernah bertarung dengan beberapa petinju elite kelas berat seperti Lennox Lewis, Shannon Briggs, dan Dereck Chisora.
Kakak Wladimir Klitschko ini mempunyai warisan di dunia tinju dengan rekor 45 kemenangan dan 2 kekalahan dari 47 pertarungan.
Baca Juga: Peluang Manny Pacquiao Hadapi Gennady Golovkin Menipis
3. Chris John
Chris John merupakan salah satu petinju andalan Indonesia di masa lalu. Pria berusia 40 tahun ini merupakan mantan juara dunia WBA dari kelas bulu.
Setelah pensiun sebagai petinju pada 2013, Chris John banting setir menjadi politikus.
Awalnya Chris John bergabung dengan Partai Demokrat pada pertengahan Februari 2018.
Selang lima bulan bergabung dengan partai yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono itu, John pindah ke Partai Nasdem untuk maju sebagai calon legislatif.
Namun, pria berjuluk The Dragon tersebut harus mengubur impiannya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat lantaran kalah suara dalam Pemilu 2019.
Baca Juga: Pelatih Floyd Mayweather Pernah Ditawari Conor McGregor Rp 21 Miliar Sebelum Bertarung pada 2017
4. Erik Morales
Erik Morales adalah anggota Chamber of Deputies atau badan legislatif negara Mexico.
Mantan petinju berusia 43 tahun itu mulai mengemban tanggung jawab itu pada 2018.
Sebagai politikus, Erik Morales turut menyumbang gaji selama tiga bulan untuk disumbangkan ke Baja California, sebuah kota di Meksiko.
Alasan Morales memberikan sebagian kecil gajinya adalah untuk membantu masyarakat yang terkena dampak dari COVID-19 seperti dikutip dari ESPN.
Morales sendiri merupakan juara dunia dalam empat kelas berbeda. Morales pernah menjadi juara dunia di kelas bantam, bulu, super bulu, dan welter-ringan.
Baca Juga: Floyd Mayweather Tidak Pilih Khabib Nurmagomedov sebagai Petarung Terbaik
Sudah bukan rahasia jika Manny Pacquiao berprofesi sebagai politikus.
Manny Pacquiao menjabat sebagai Senator Filipina mulai 2016 sampai 2022.
Kendati mengemban tugas sebagai senator, Pacquiao belum pensiun di dunia tinju.
Petinju 41 tahun ini masih aktif bertarung dan memegang gelar juara kelas welter WBA.
Pertarungan terakhir Pacquiao terjadi tahun lalu, tepatnya 20 Juli 2019, saat mengalahkan Keith Thurman.
Pacquiao sempat dikabarkan akan mencalonkan diri sebagai Presiden Filipina dalam pemilu pada 2022.
Klaim tersebut diucapkan oleh Bob Arum sebagai mantan promotor tinju Pacquiao. Pacquiao telah membantah kabar tersebut.
Baca Juga: Soal Jorge Masdival dan Jon Jones, Bos UFC Bebaskan Mereka Berdua
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar