BOLASPORT.COM - Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru, Akhmad Hadian Lukita, mengaku pihaknya masih memikirkan persoalan kontak fisik dalam pertandingan sepak bola.
Virus corona diketahui dapat menular melalui droplet atau air liur yang keluar dari mulut pasien yang positif mengidap COVID-19.
Dengan begitu, mencuci tangan, mengenakan masker, dan mengurangi kontak fisik menjadi cara utama agar seseorang tidak tertular virus corona.
Akan tetapi, cara tersebut akan sulit dipraktikkan dalam kegiatan olahraga, terutama yang tidak bisa menghindari kontak fisik seperti sepak bola.
Baca Juga: Xavi Hernandez Siap Jadi Pelatih Barcelona setelah Pemilihan Presiden Klub
Permasalahan tersebutlah yang masih memenuhi pikiran Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru, Akhmad Hadian Lukita.
Seperti diketahui, PSSI dan PT LIB telah resmi memutuskan untuk melanjutkan kembali seluruh kompetisi sepak bola di Indonesia yang sempat tertunda akibat COVID-19.
PSSI juga sudah mengumumkan bahwa Liga 1 dan Liga 2 2020 akan kembali bergulir pada Oktober mendatang.
Dalam pelaksanaannya, kedua kompetisi tersebut akan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Baca Juga: Rahasia Winger Persija Novri Setiawan Punya Kecepatan Tinggi
"Sesuai prinsip dari gugus tugas Covid-19, ada prinsip besar protokol," ucap Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita.
Akhmad sendiri tak menutupi bila pihaknya masih belum menemukan solusi terkait persoalan kontak fisik di tengah pertandingan.
Untuk itu, Akhmad akan segera meminta masukan dan berkoordinasi dengan tim dokter PSSI guna memecahkan masalah tersebut.
"Tapi intinya, pada saat sepak bola mulai, ada satu hal yang paling krusial misalnya kontak fisik dan kami harus bicarakan dengan dokter PSSI, dan kami akan menjalankan semua teknis dari PSSI," tutur Akhmad.
Baca Juga: Terlalu Perfeksionis, Menang Saja Pernah Tidak Cukup bagi Mike Tyson
Akhmad sendiri menyampaikan bahwa PT LIB akan menerapkan kebijakan preventif demi mencegah masuknya virus corona di lingkungan sepak bola.
Cara itu adalah mewajibkan para pemain dan klub untuk melakukan tes COVID-19 secara rutin.
"Saya kira para pemain harus rapid test atau PCR, karena tanpa itu tentu akan membahayakan."
"Jadi kami harus tahu kondisi semua pemain aman dan sehat, itu bisa rapid test atau PCR," kata Akhmad Hadian Lukita.
"Terkait bagaimana penerapannya nah ini yang sedang disusun," tandasnya.
Editor | : | Hugo Hardianto Wijaya |
Sumber | : | wartakota.tribunnews.com |
Komentar