BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis tunggal putri, Carolina Marin, lebih banyak menghabiskan waktu bersama Ibunya di Huelva selama Spanyol menetapkan karantina wilayah pada pandemi Covid-19.
Selama karantina wilayah, Carolina Marin mengumumkan bahwa dia siap menyerahkan semua medali yang dia miliki, termasuk medali Olimpiade kepada tenaga medis seperti dokter, perawat dan petugas kebersihan yang telah merawat pasien Covid-19.
Carolina Marin akan memberi tahu para profesional rumah sakit garis depan dari rumah sakit Virgen del Mar di Madrid.
Baca Juga: Hasil PBSI Home Tournament - Menang Dominan, Shesar ke Semifinal
Di rumah sakit Sanitas Cima di Barcelona, Marin mengatakan kepada bagian perawatan bahwa mereka adalah juara sejati setelah menceritakan bagaimana mereka berhasil merawat pria berusia 100 tahun penderita Covid-19 hingga sembuh.
"Saya menawarkan semua medali saya kepada mereka ketika karena mereka adalah pahlawan sebenarnya di Spanyol. Mereka pantas mendapat setiap tepuk tangan dan penghargaan," kata Marin dilansir BolaSport.com dari Indian Express.
"Itu menginspirasi. Saya hanya ingin mengucapkan terima kasih kepada mereka. Mereka adalah pahlawan nyata untuk semua upaya dalam merawat orang sakit di Spanyol selama masa-masa mengerikan ini," tutur Marin.
"Mereka melakukan pekerjaan luar biasa dan saya ingin mengucapkan terima kasih kepada para pejuang garis depan yang mempertaruhkan nyawa mereka setiap hari dan terus melayani orang-orang seperti kita," ucap Marin.
Apa yang dipelajari Marin dari obrolan informal adalah dokter berbicara tentang kelelahan, pilihan rumit, bekerja sebagai tim, dan berempati dengan pasien yang selalu sendirian dan hanya ingin meminjam ponsel untuk berkomunikasi dengan keluarga.
"Sama seperti keinginan untuk kembali bertanding, pandemi dan hilangnya nyawa manusia di negara saya dan dunia telah mengguncang kita semua. Tinggal di rumah adalah satu-satunya cara untuk membantu semua tenaga medis, bahkan ketika wabah ini meledak di Spanyol," kata Marin.
Saat wabah virus corona meledak di Spanyol, Marin tengah bertanding pada All England Open 2020, Maret.
Baca Juga: Hasil PBSI Home Tournament - Belum Terbendung, Anthony Pijak Semifinal
Ayahnya dirawat di rumah sakit menjelang All England setelah mengalami kecelakaan.
"Itu jelas memengaruhi saya tetapi ketika saya berada di lapangan. Saya hanya berpikir memberikan yang terbaik terlepas dari situasi tersebut," ucap Marin.
"Saya tahu ayah saya ada di tangan yang baik dan ada orang-orang di sekitarnya, dan saya senang mengatakan bahwa dia mulai pulih sekarang."
Setelah terhenti pada semifinal All England, perempuan 26 tahun tersebut segera kembali ke Spanyol dan mengalami karantina wilayah di kota asalnya, Huelva.
"Situasinya sangat suram saat Covid-19 dengan begitu banyak orang meninggal. Kehidupan terhenti di seluruh dunia. Ini adalah masa-masa yang tidak pasti dan tragedi yang belum pernah dilihat atau dialami oleh siapa pun."
Kini, Marin kembali menetapkan impian kembali meraih medali Olimpiade.
"Olimpiade adalah mimpi saya, pelatih, dan seluruh tim saya telah bekerja keras selama empat tahun untuk mendapatkan emas di Rio. Sekarang tujuan saya ditetapkan lagi."
Baca Juga: Pensiunnya Lin Dan Disebut Jadi Akhir Era Atlet Superstar China
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Indian Express |
Komentar