BOLASPORT.COM - Wahyudin seorang wasit yang memimpin jalannya pertandingan sepak bola menolak untuk berdamai.
Wahyudin tetap melaporkan kasus pengeroyokan kepada dirinya ke pihak kepolisian meskipun ditawarkan uang damai sebesar Rp 20 juta.
Sebelumnya, Wahyudin dipercaya untuk menjadi wasit dalam pertandingan persahabatan di Stadion Patriot, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (12/7/2020).
Dalam pertandingan itu, Wahyudin hanya sendiri dan tidak dibantu oleh asisten wasit di pinggir lapangan.
Wahyudin harus menerima pengeroyokan dari satu pemain klub Champas FC.
Pukulan hingga injakan harus diterima Wahyudin karena para pemain Champas FC tak menerima keputusan offiside dari wasit berlisensi C2 Asprov PSSI Jakarta itu.
Baca Juga: PBSI Home Tournament - Melani/Tryola Tantang Greysia/Febby untuk Jadi Juara Grup
Wahyudin mengalami luka memar di bagian wajah.
Ia mengatakan ada upaya permintaan damai dari pelaku penganiayaan.
Namun Wahyudin menolak dengan alasan harga diri pribadi, keluarga, dan perwasitan di Indonesia.
Baca Juga: Kisah di Balik Pemilihan Nomor Punggung 5 Bek Persija Otavio Dutra
"Dia menawarkan uang damai hingga Rp 20 juta tapi saya tidak peduli berapa nominal harga damai, saya tidak mau ambil," kata Wahyudin kepada wartawan.
Wahyudin akhirnya memutuskan untuk melaporkannya ke Polres Metro Bekasi Kota.
Dalam laporannya itu, ia mengaku mengalami sakit di bagian kepala belakang dan punggung.
Baca Juga: ON THIS DAY - Chelsea Resmi Gaet Diego Costa dari Atletico Madrid dengan Mahar Rp588 Miliar
"Kemarin sudah proses ke pihak berwajib, laporan saya sudah diterima."
Wahyudin heran mengapa ada kejadian pengeroyokan kepadanya.
Padahal laga itu cuma ajang silaturahmi, bukan ada gengsi, turnamen, dan tarkam.
"Ini sekedar sepak bola saja, seharusnya mereka mengerti dan menghargai," kata Wahyudin.
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar