BOLASPORT.COM - Pelatih Persebaya Surabaya, Aji Santoso, mengenang teror yang diterimanya dari suporter Arema Malang, Aremania, ketika ingin berlabuh ke Bajul Ijo.
Teror ataupun protes keras yang dilakukan Aremania itu terjadi ketika Aji Santoso ingin menikah.
Aji Santoso memutuskan pindah dari Arema Malang atau yang saat ini bernama Arema FC ke Persebaya Surabaya pada musim 1995.
Persebaya Surabaya harus mengeluarkan uang transfer sebesar Rp 50 juta untuk mendapatkan pemain berposisi bek kiri tersebut.
Rivalitas antara Persebaya Surabaya dengan Arema Malang yang membuat Aremania melarang Aji Santoso pindah.
Terlebih Aji Santoso merupakan pesepak bola yang lahir dari Malang, Jawa Timur.
Baca Juga: I Made Wirawan Ketagihan Ikut Bantu Donasi Bersama Persib Bandung
"Memang sebelum pindah banyak sekali tantangan dan tekanan supaya saya tak boleh pindah dari Malang itu karena sepak bola Arema dan Persebaya memiliki rivalitas tinggi," kata Aji Santoso seperti BolaSport.com kutip dari YouTube Persebaya Surabaya.
"Saya ingat ketika resepsi pernikahan ada spanduk dibentangkan suporter. Tulisannya Aji Santoso tidak boleh pergi dari Malang dan Arema," ucap eks pelatih PSIM Yogyakarta itu.
Aji Santoso seakan tidak memikirkan teror itu.
Baca Juga: Crystal Palace Vs Manchester United - Krisis Bek Kiri, Ole Siap Mainkan Si Anak Hilang
Pikirannya hanya satu yakni ingin mengembangkan karier sepak bola profesionalnya.
Perpindahan Aji Santoso ke Persebaya Surabaya juga membantu keuangan Arema FC.
Sebab, saat itu tim berjulukan Singo Edan tersebut tengah dilanda krisis keuangan sehingga tidak membayar gaji para pemainnya.
Baca Juga: Inilah Pertama Kali Sarung Tangan Kiper Dipakai di Dunia Sepak Bola
"Saya sudah bulat, mau tak mau harus pergi."
"Banyak tekanan tapi saya bisa memahami bagaimana mereka mencintai saya."
"Dengan keputusan bulat akhirnya saya pindah," ucap Aji Santoso.
Baca Juga: Dibantai Chelsea Jadi Momen Terbaik Pemain Persija Selama di Inggris
Aji Santoso juga mengingat momen ketika melawan Arema Malang ketika berseragam Persebaya Surabaya.
Saat itu Aremania masih dipersilahkan untuk datang ke Surabaya saat Arema Malang melakoni laga tandang.
Pada pertandingan itu, Aji Santoso mengaku mendapatkan teror dari Aremania.
Baca Juga: Aji Santoso Sangat Bangga Pindah dari Arema FC ke Persebaya Surabaya
Walaupun asli Malang, Aji Santoso tetap profesional bersama Persebaya Surabaya.
"Dulu ketika di Arema, hati dan pikiran saya fokus ke Arema. Tapi ketika saya sudah pindah ke Persebaya, saya tidak boleh mengkhianati Persebaya."
"Hati, pikiran, jiwa raga, saya pertaruhkan untuk Persebaya," tutup Aji Santoso.
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar