BOLASPORT.COM - Mantan pelatih timnas U-19 Indonesia, Fakhri Husaini, menegaskan bahwa Indonesia tak pernah kekurangan pemain berbakat.
Buruknya prestasi timnas Indonesia akhir-akhir ini tentu menjadi keprihatinan bagi para pecinta sepak bola nasional.
Posisi Indonesia yang masih bertengger di peringkat ke-173 dalam ranking FIFA menjadi bukti bahwa timnas Indonesia butuh suatu pembenahan.
Mantan pelatih timnas U-19 Indonesia, Fakhri Husaini, menyatakan bahwa timnas Indonesia sangat butuh pembenahan dalam sektor tata kelola pembinaan pemain muda.
Baca Juga: Cedera Serius, Marc Marquez Bisa Absen sampai 2 Seri Balap MotoGP 2020
Mengingat, Indonesia tidak pernah kekurangan bakat pemain-pemain hebat.
Hal itu disampaikan Fakhri dalam unggahan di akun Instagram pribadinya.
Dalam unggahannya, Fakhri menunjukkan foto bersama duo kembar timnas U-19 Indonesia, Bagus Kahfi dan Bagas Kaffa.
"INDONESIA tidak pernah kekurangan pemain berbakat," tulis Fakhri Husaini seperti dikutip Bolasport.com dari Instagramnya.
Baca Juga: Belum Pernah Dimainkan, Pemain Muda Barito Harap Dapat Jalani Debut
"Yang kita belum punya adalah tata kelola yang baik dan benar untuk menemukan pemain berbakat tersebut," tambahnya.
Sebelumnya, pelatih tim PON Aceh itu pernah mengungkapkan bahwa tanggung jawab sepak bola Indonesia tak bisa sepenuhnya dibebankan pada PSSI.
Fakhri menilai, bila wajah sepak bola Indonesia kini dibentuk juga oleh stakeholder yang terlibat di seluruh lini sepak bola Tanah Air.
"Sepak bola itu tidak sepenuhnya jadi bebannya PSSI," ucapnya dilansir Bolasport.com dari Youtube Hanif & Rendy Show.
Baca Juga: Valentino Rossi Tak Lagi Jagokan Diri untuk Jadi Juara Dunia MotoGP
"Kalau bicara sepak bola, seluruh stakeholder itu harus ikut bertanggung jawab terhadap prestasi sepak bola nasional."
"Stakeholder sepak bola itu siapa saja, ya pemerintah, wasit, termasuk suporter juga," ujarnya lagi.
Lebih lanjut, Fakhir menyebutkan bahwa dalam hasil dari suatu pertandingan tidak bisa ditentukan hanya dari kehadiran 11 pemain di lapangan.
Kehadiran suporter, peran wasit, ofisial tim, serta para pemangku jabatan di sepak bola nasional turut mengambil peran dalam performa pemain ketika berlaga.
Baca Juga: Ini Kandang 14 Klub Liga 1 2020, 4 Tim Belum Tentukan Pilihan
Akibatnya, para pemain tersebut tidak pernah merasakan atmosfer pertandingan sesungguhnya yang tidak dipengaruhi faktor-faktor lain di luar lapangan.
"Artinya ketika pemain-pemain dari klub ini digabung untuk membentuk sebuah tim nasional yang tangguh, mereka kan tidak terbiasa dengan pertandingan sesungguhnya di klub," tutur Fakhri.
"Saya nggak bisa menyalahkan siapapun, tapi ada peran stakeholder lain yang tanpa disadari ikut membentuk sepak bola kita seperti ini," tandasnya.
Editor | : | Hugo Hardianto Wijaya |
Sumber | : | YouTube Hanif & Rendy Show, instagram/@coachfakhri |
Komentar