“Kami minta operator bekerja keras, minimal ringankan beban klub-klub. Dalam situasi pandemi seperti ini memang sangat berat,” kata Yoyok Sukawi kepada BolaSport.com, Sabtu (1/8/2020).
Maksud dari meringankan beban klub adalah adanya kejelasan perizinan dari daerah, pemerintah, hingga Satgas COVID-19.
Tak lupa permasalahan hak komersial yang dinilai jadi tumpuan klub selain sponsor di tengah pandemi COVID-19.
“Pertama soal skema hak komersial perlu diperbaiki, kedua protokol kesehatan semua menjadi tanggung jawab PT LIB. Harus lengkap hingga panpel pertandingan. Soal ketiga adalah perizinan, yang perlu dibuat tegak lurus, jangan sampai klub mengalami kesulitan di bawah saat mengurus izin karena kebijakan yang berbeda,” ucapnya.
“Saya rasa hal-hal ini yang menjadi pangkal keresahan klub-klub sekarang,” ujar Yoyok.
Baca Juga: Termasuk Bulu Tangkis, Taiwan Gelar Kompetisi Internal Hadapi Olimpiade
Sebelumnya beberapa klub yang tidak setuju Liga 1 2020 dilanjutkan, seperti Persipura Jayapura, juga meminta agar ada kejelasan lebih dulu sehingga mereka bisa mempersiapkan diri.
“Kami menunggu protokol kesehatan supaya semua berjalan sesuai arahan PSSI. Kami takut melanggar peraturan yang ada saat ini,” tutur pelatih Persipura Jayapura, Jacksen F. Tiago, kepada BolaSport.com, Minggu (26/7/2020).
Klub-klub Liga 1 lainnya juga meresahkan hal yang tak jauh berbeda dari PSIS dan Persipura.
Dari protokol kesehatan hingga subsidi dari PT LIB yang dinilai kurang masih menjadi sumber keresahan klub-klub Liga 1 2020.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar