BOLASPORT.COM - Persebaya Surabaya saat ini tiada henti untuk menyuarakan kritikannya kepada operator Liga 1, PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Pasalnya saat ini pihak Persebaya Surabaya belum mendapatkan kepastian soal hak komersial klub yang masih belum menemukan titik temu.
Selain itu, Persebaya Surabaya juga pertanyakan detail-detail kompetisi yang hingga saat ini nasibnya masih sama seperti hak komersil.
Manajer Persebaya Surabaya, Chandra Wahyudi menjelaskan bahwa berlarutnya masalah tersebut membuat tim merasa dirugikan.
Baca Juga: Timnas Malaysia Senang Piala AFF 2020 Ditunda
Kerugian itu pun membuat pengeluaran tim menjadi membengkak.
“Belum ada detail-detail terkait masa depan kompetisi ini seperti apa. Celakanya, ini membuat argo atau daya operasional klub semakin membengkak,” jelasnya seperti dikutip Bolasport.com dari Kompas, Sabtu (1/8/2020).
Chandra Wahyudi juga mengatakan bahwa selama ini setiap klub termasuk Persebaya Surabaya baru mendapatkan dua kali hak komersil.
Baca Juga: Persiraja Banda Aceh Undur Jadwal Latihan Perdana
Selama ini PT LIB memberikan hak komersil kepada setiap klub sebesar Rp 520 juta.
Hal tersebut seperti berbanding terbalik dengan apa yang harus dilakukan oleh klub.
Chandra Wahyudi mengaku selama ini klub diwajibkan memenuhi hak pemain.
Baca Juga: Liga 1 Tanpa Penonton, PSIS Semarang Tak Bisa Hanya Andalkan Sponsor
Sedangkan operator Liga 1 berlaku sebaliknya yang masih menunggak hak komersil klub.
“Sebagai informasi saja, klub baru mendapatkan hak komersial dari PT LIB dua kali. Rp 520 juta kali dua jadi Rp 1,04 miliar. Sementara, kami diwajibkan membayar pemain sudah berapa bulan."
“Jadi agak sesuatu anomali, di mana klub diwajibkan memenuhi kewajiban pembayaran gaji sementara operator sendiri tidak memenuhi kewajibannya kepada klub,“ pungkasnya.
Baca Juga: Selama Libur Kompetisi, Top Scorer Sepanjang Masa PSIS Ini Belajar Menanam Hidroponik
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | kompas |
Komentar