BOLASPORT.COM - Pelatih Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer, membeberkan alasan mengapa Anthony Martial kerap dilanggar di kotak terlarang dan berbuah hadiah penalti untuk Setan Merah.
Manchester United mendapatkan predikat raja penalti usai melaju ke babak semifinal Liga Europa berkat gol dari titik putih.
Bruno Fernandes mencetak gol penalti untuk kemenangan 1-0 Manchester United atas Kobenhavn dalam laga perempat final Liga Europa di Stadion RheinEnergie, Koeln, Senin (10/8/2020).
Dengan tambahan gol penalti ke gawang Kobenhavn tersebut, pasukan Ole Gunnar Solskjaer telah memenangi 21 penalti musim ini di semua kompetisi.
Sebanyak 14 penalti didapatkan ketika bermain di Liga Inggris, empat di Liga Europa, dua Piala FA, dan satu kali di Piala Liga Inggris.
Baca Juga: Hasil Liga Europa - Man United ke Semifinal berkat Penalti Bruno Fernandes Menit 95
Seperti dilansir BolaSport.com dari Opta, catatan tersebut menjadikan Man United sebagai tim yang paling sering mengeksekusi bola dari titik putih di lima liga top Eropa.
Dari 21 penalti yang dimenangi Manchester United, 3 di antaranya didapat setelah Anthony Martial dilanggar di kotak terlarang.
Hadiah penalti dalam laga melawan Kobenhavn pun diberikan wasit setelah Martial dilanggar oleh Andreas Bjelland.
Melihat hal tersebut, Solskjaer pun membeberkan alasan mengapa Martial kerap dijatuhkan lawan di kotak penalti.
"Dia tajam, Martial berkembang sepanjang musim dan hari ini dia terlibat dalam penalti, saya kira begitu," kata Solskjaer usai laga melawan Kobenhavn, seperti dikutip BolaSport.com dari laman resmi klub.
Baca Juga: Demi Gelar Juara Liga Europa, Solskjaer Larang 1 Hal kepada Martial dan Rashford
"Dia tidak mungkin berhenti pada saat menguasai bola dan membuat lawan mengejarnya. Dia bisa berlari dengan cara apa pun."
"Satu-satunya hal sekarang yang perlu dilakukan adalah memasukkan bola lagi ke gawang. Namun, saya senang dengan penampilannya."
"Kami memang memainkan sepak bola menyerang, kami cukup sering memasukkan bola ke dalam kotak penalti lawan, dan kami memainkan bola ke kaki mereka, kami bukan tim yang benar-benar mengayunkan umpan silang."
"Kami memiliki pemain teknis: Mason Greenwood, Juan Mata, Anthony Martial, Bruno Fernandes, dan Marcus Rashford. Mereka cepat dan saya senang saya bukan pemain bertahan yang harus melawan mereka."
"Saya sendiri yang akan memberikan penalti terhadap mereka," tutur juru taktik asal Norwegia ini mengakhiri.
Martial sendiri sukses menuai pujian setelah penampilan mengesankannya dalam laga melawan Kobenhavn.
Pemain berusia 24 tahun itu menyelesaikan operan dengan akurasi 100 persen.
Baca Juga: Rahasia Ketajaman Anthony Martial Musim Ini: Rajin Pergi ke Gym!
Dia juga mencatatkan empat tembakan dan tiga di antaranya menguji kiper Kobenhavn, Karl-Johan Johnsson.
Aksi memukau tersebut membuat Martial mendapatkan pujian dari tiga mantan pemain Man United.
Owen Hargreaves misalnya, dia mengatakan bahwa Martial tampak seperti pemain yang bernilai tinggi.
"Semua orang punya pendapat tentang Martial. Dia seperti Ferrari. Dia terlihat layaknya pemain bernilai 100 juta pound (sekitar Rp1,9 triliun)!" ujar mantan gelandang Man United itu.
Legenda Man United, Paul Scholes, sependapat dengan yang disampaikan Hargreaves.
"Dia semakin menjadi pemain nomor 9 di setiap pertandingan yang saya tonton," tutur Scholes.
Adapun Robin van Persie tak ragu untuk menyebut Martial sebagai pemain kelas dunia.
"Martial selalu memperhatikan rekan satu timnya dan itulah yang membedakannya dari yang lain. Itulah mengapa saya pikir dia adalah pemain kelas dunia," ucap Van Persie mengakhiri.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | manutd.com, Opta Joe |
Komentar