BOLASPORT.COM - General Manajer Arema FC, Ruddy Widodo, mengibaratkan timnya sebagai mobil Alphard atau Land Cruiser sehingga butuh sopir yang andal dan berpengalaman.
Sepeninggal Mario Gomez dari posisi pelatih, Arema FC kebanjiran lamaran dari banyak pihak.
Sejumlah nama pelatih juga mulai dikaitkan dengan klub berjulukan Singo Edan itu.
Nama yang paling menonjol adalah Edson Tavares, pelatih asal Brasil yang baru saja hengkang dari Borneo FC.
Baca Juga: Shin Tae-yong Minta Maaf pada Masyarakat Indonesia, Ada Apa?
Tavares digadang-gadang menjadi pengganti Mario Gomez karena dirinya mundur dari Pesut Etam bersama pelatih fisik, Humberto.
Formasi itu sangat pas dengan kekosongan yang dialami oleh Arema FC setela Mario Gomez hengkang bersama asistennya, Marcos Gonzales, yang juga merupakan pelatih fisik.
Kandidat lain yang mencuat ke permukaan adalah Franco Hita dan Esteban Guillen.
Franco Hita adalah mantan pemain Singo Edan pada musim 2005-2006, sedangkan Esteban Guillen pernah membantu Arema menjuarai ISL 2009/2010.
Baca Juga: Susy Susanti: Tim Putra Punya Peluang Bawa Pulang Piala Thomas 2020
Akan tetapi, dua eks pilar asing Arema FC itu dipastikan tak bisa menggantikan peran Mario Gomez.
Keduanya dinilai masih kurang pengalaman untuk membesut tim sebesar Arema FC.
"Ada sejumlah agen yang menyodorkan beberapa nama pelatih. Ada juga yang muncul di media dan Aremania," kata General Manajer Arema FC, Ruddy Widodo, dilansir Bolasport.com dari Tribun Jatim.
"Tapi apabila di ibaratkan mobil, Arema ini mobil Alphard atau Land Cruiser. Jadi kami butuh pelatih yang berpengalaman," ucapnya, Kamis (13/8/2020).
Baca Juga: Akhir Pekan Ini Arema FC Gelar Uji Coba, Ini Lawannya
Ruddy menjelaskan bahwa saat ini pihaknya masih menggodok sosok nahkoda anyar Arema FC.
Ruddy juga mengatakan bahwa manajemen tim telah mendapatkan sosok anyar yang merupakan pelatih asing dan belum pernah berkarier di Indonesia.
"Dari sekian nama, kami sudah ada pandangan dan kami akan jalankan arahan dari direksi untuk segera menentukan pengganti Mario Gomez," jelasnya.
"Filosofinya mirip Gomez. Sudah saya katakan saat awal musim lalu, musim ini Arema pindah mahzab atau kiblat sepak bola dari Eropa Timur ke Amerika Latin," terangnya.
"Yang pasti dia belum pernah berkarir di sepak bola Indonesia. Namun, ia sudah pernah melatih di salah satu liga di Asia. Jadi berpengalaman ditingkat Asia," pungkasnya.
Editor | : | Hugo Hardianto Wijaya |
Sumber | : | jatim.tribunnews.com |
Komentar