BOLASPORT.COM - Asisten pelatih Persebaya Surabaya, Mustaqim, mengaku koleksi sepedanya masih kalah dari milik Presiden Bajul Ijo, Azrul Ananda.
Sejak Pandemi COVID-19 mulai terjadi, masyarakat Indonesia sepertinya menemukan tren baru.
Tren yang dimaksud adalah bersepeda.
Seperti yang diketahui, selama hampir lima bulan terakhir, banyak masyarakat yang berbondong-bondong membeli sepeda.
Hal tersebut rupanya juga berlaku di Persebaya.
Baca Juga: Pelatih Persebaya Bicara Rencana Berkandang di Stadion PTIK Jakarta
Baik pemain, asisten pelatih, hingga sang presiden klub ikut larut dalam tren bersepeda ini.
Dilansir BolaSport.com dari laman resmi Persebaya, asisten pelatih Persebaya, Mustaqim, pun berbuka suara terkait hobinya dengan sepeda.
Mustaqim mengaku mulai berminat di dunia sepeda karena terinspirasi dari sang presiden klub, Azrul Ananda.
Saking sukanya bersepeda, Mustaqim bahkan memiliki beberapa jenis sepeda.
Mulai dari sepeda gunung, sepeda fixie, hingga sepeda lipat, semua terlihat di garasi rumah Mustaqim.
Akan tetapi, meski memiliki beberapa sepeda, pria yang sering disapa Abah Taqim ini berujar bahwa koleksinya masih kalah jauh dari milik Presiden Persebaya.
"Pertimbangan terpenting membeli sepeda adalah kenali terlebih dahulu kebutuhan bersepeda, bukan harga," kata Taqim.
"Gowesnya seperti Pak Pres (Azrul Ananda), tetapi sepedanya yang tidak. Semua sepeda saya itu harganya di bawah Rp10 juta," ujarnya.
Sementara itu, di saat masih berlangsungnya libur kompetisi Liga 1 2020, Taqim menyebut waktunya bersepeda sekarang lebih banyak.
Hampir setiap hari Taqim menggowes sepedanya.
Untuk rutenya, biasanya Taqim bersepeda di sekitaran rumah.
Baca Juga: Sisakan Angga Saputra Seorang, Persebaya Surabaya akan Tambah Kiper
Tetapi, tak jarang pula Taqim mengayuh sepedanya keluar kota Surabaya.
"Saya sekarang bersepeda setiap hari, jaga kondisi. Masa cuma pemain yang harus menjaga kondisi?," ucap Taqim.
"Awal-awal di sekitaran rumah, lalu gowes ke kota sampai Kenjeran, kemudian ditambah dari rumah ke Suramadu sampai Bangkalan, pulangnya mampir dulu ke bebek songkem, kemudian mencoba lebih jauh hingga ke Sidoarjo, Tulangan, Pakerin, Prambo, dan sekitarnya. Sekali paling jauh ke Taman Dayu," tuturnya.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Persebaya.id |
Komentar