BOLASPORT.COM - Fase empat besar Liga Champions musim ini berpeluang menjadi semifinal pertama dalam 29 tahun yang tak diikuti wakil dari Spanyol, Inggris, maupun Italia.
Partai terakhir di perempat final Liga Champions 2019-2020 ialah Manchester City vs Lyon di Stadion Jose Alvalade, Lisabon, Minggu (16/8/2020) dini hari WIB.
Manchester City adalah unggulan berat untuk partai ini.
Apalagi, tim-tim Inggris punya tradisi lebih baik di Liga Champions ketimbang wakil Prancis.
Inggris termasuk tiga besar raksasa pengirim klub juara terbanyak dengan jumlah 13 kali di Piala/Liga Champions
Negara yang wakilnya paling banyak meraih gelar ialah Spanyol (18 kali), sedangkan peringkat ketiganya Italia (12).
Baca Juga: Barcelona Hancur, Terakhir Kali Tanpa Gelar Lionel Messi Masih 20 Tahun
Baca Juga: Man City vs Lyon - The Citizens Patut Hati-hati Lawan Les Gones
Sementara itu, klub Prancis hanya sekali menjadi kampiun dan 5 kali finis sebagai runner-up.
Kendati begitu, sekecil apa pun jangan coret peluang sebuah anomali terjadi.
Setelah sukses menyingkirkan rival sekuat Juventus, Olympique Lyon tetap punya kans mendepak Man City.
Lagipula, segala hal pada tahun 2020 seperti sulit diprediksi, termasuk kaitannya di dunia sepak bola.
Kalau Lyon mampu menjungkirbalikkan prediksi lazim dengan mengalahkan City, maka akan tercipta perang total Jerman vs Prancis di semifinal.
Di sana Bayern Muenchen sudah menunggu mereka. Satu partai lagi adalah RB Leipzig vs Paris Saint-Germain.
Baca Juga: Pertama Kali sejak 13 Tahun Terakhir, Tak Ada Wakil Spanyol di Semifinal Liga Champions
Baca Juga: Man City Vs Lyon - Momen The Citizens Putus Hasil Buruk di Perempat Final
Walhasil, jika Manchester City rontok, bakal terjadi keadaan langka di semifinal Liga Champions karena ketiadaan wakil Inggris, Spanyol, maupun Italia, sang tiga raja gelar pentas ini.
Terakhir kali itu terjadi 29 tahun silam, yakni pada musim 1990-1991 saat kompetisi masih bernama Piala Champions.
Seperti musim ini, ada Bayern Muenchen di fase empat besar kala itu.
Sisanya adalah Olympique Marseille (Prancis) dan dua tim kejutan Eropa Timur, Spartak Moskva (Uni Soviet/kini Rusia) dan Crvena Zvezda (Yugoslavia/Serbia).
Crvena Zvezda, yang bernama lain Red Star Belgrade, dan Marseille sukses maju ke final.
Baca Juga: Andrea Pirlo ke Juventus: Semuanya gara-gara Pep Guardiola (1)
Baca Juga: Andrea Pirlo ke Juventus: Bukan Gambling, melainkan Planning (2)
Ujungnya adalah kemenangan bersejarah Red Star lewat adu penalti.
Dari situlah lahir nama-nama legendaris di sepak bola Eropa semodel Vladimir Jugovic, Robert Prosinecki, Sinisa Mihajlovic, dan Dejan Savicevic.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Uefa.com |
Komentar