BOLASPORT.COM - Publik sepak bola Indonesia tampaknya sangat paham bila sejak awal Shin Tae-yong termasuk pelatih yang paling disiplin di timnas Indonesia.
Tetapi, siapa sangka juru taktik asal Korea Selatan itu tiba-tiba bersikap 'seenak jidat' dengan mencoret dua pemain dari timnas U-19 Indonesia sebelum berangkat ke Kroasia.
Ya, timnas U-19 Indonesia saat ini sedang menggelar pemusatan latihan di Kroasia guna mempersiapkan penampilan di Piala Asia U-19 2020 dan Piala Dunia U-20 2021.
Beckham Putra cs telah bertolak ke Eropa pada Sabtu (29/8/2020) sore WIB.
Baca Juga: Inter Milan Dikaitkan dengan N'Golo Kante, Sang Direktur Beri Respons
Akan tetapi, pada pagi harinya, secara mengejutkan Shin Tae-yong mencoret dua pemain karena dinilai melakukan tindakan indisipliner.
Dua pemain yang dimaksud adalah Serdy Ephy Fano dan Ahmad Afhridrizal yang dicoret 'hanya' karena terlambat 10 menit saat mengikuti latihan pagi.
"Sebelumnya kami akan memberangkatkan 45 orang yang terdiri dari 30 pemain dan 15 ofisial," kata Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan.
"Hanya, ada dua pemain yang tidak disiplin. Dari awal memang pelatih kami dikenal disiplin," ucapnya kepada wartawan yang juga dihadiri oleh Bolasport.com.
Baca Juga: Mario Gomez Sebut Pemain Borneo FC Alami Peningkatan Performa
Saat dikonfirmasi, Serdy menjelaskan bahwa dirinya serta Rizal ketiduran dan terlambat datang latihan.
Kebetulan, keduanya berada di satu kamar saat menginap di Hotel Fairmont, Jakarta.
Serdy pun mengaku bahwa itu murni kesalahannya karena lalai untuk bersikap disiplin.
"Coach Shin Tae-yong adalah pelatih yang sangat mementingkan kedisiplinan dan tadi pagi waktu teman-teman lain sudah mau berangkat ke Stadion Madya, saya masih ketiduran," kata Serdy kepada BolaSport.com, Sabtu (29/8/2020).
Baca Juga: Jacksen F Tiago Senang dengan Perkembangan Pemain Persipura
"Saya dan Rizal terlambat untuk berangkat latihan. Saat teman-teman sudah mulai latihan, saya dan Rizal baru sampai."
"Ini benar karena kesalahan saya yang tidak disiplin," kata Serdy. "Itu sudah keputusan dari pelatih, saya hanya bisa menerima," ucap pemain berposisi striker tersebut.
Kabar pencoretan itu tentu membuat geger banyak pihak.
Pasalnya, segala akomodasi untuk Serdy dan Rizal selama berada di Kroasia sudah disiapkan.
Baca Juga: Berlatih di Pantai, Kondisi Fisik Pemain Arema FC Bugar 90 Persen
Ditambah selama ini sangat jarang ada - menghindari kata tidak ada - pelatih timnas Indonesia yang langsung mencoret pemainnya karena terlambat latihan selama 10 menit.
Pengamat sepak bola nasional, M. Nigara, dalam wawancara bersama Tribun Jabar pernah mengatakan bahwa Shin Tae-yong tergolong sebagai pelatih yang lembut.
Bila dibandingkan dengan pelatih-pelatih asal Korea Selatan lainnya, kedisiplinan Shin Tae-yong bisa dibilang tidak ada apa-apanya.
Nigara pernah menyaksikan seorang pelatih tinju asal Korea Selatan yang menonjok anak didiknya sendiri hanya karena kalah dalam suatu pertandingan.
Baca Juga: Hasil Simulasi Piala Thomas 2020 - Ikhsan Rumbay Jadi Penentu Kemenangan Garuda
"Menurut saya Shin Tae-yong berbeda dari pelatih-pelatih Korea yang lain," ucap Nigara dilansir Bolasport.com dari Youtube Tribun Jabar Video.
"Dia lebih lembut, tidak sekasar pelatih-pelatih Korea yang lain. Pengalaman saya meliput Piala Presiden Tinju di Jakarta, pernah ada petinju Korea kalah melawan mungkin dari petinju Indonesia."
"Begitu turun dari ring, ditonjok langsung oleh pelatihnya. Begitu kerasnya pelatih Korea. Ini untuk menciptakan kedisplinan," tuturnya.
Dalam hemat saya, Shin Tae-yong sama tegasnya dengan para pelatih asal Korea Selatan lainnya.
Baca Juga: Jelang Kick-off Lanjutan Liga 1, Seluruh Pemain PSS Sleman Dipastikan Bertahan
Ketegasan itu tampak pada penetapan kedisiplinan yang kerap mengagetkan pemain bahkan seluruh rakyat Indonesia.
Sikap 'seenak jidat' yang ditunjukkan oleh Shin Tae-yong seakan menjadi jam weker yang membangunkan para pemain timnas dari tidur panjang kemalasan dan ketidakdisiplinan.
Perilaku tegas Shin Tae-yong menunjukkan pada para pemain tim Garuda tentang hal-hal yang seharusnya dilakukan untuk menumbuhkan karakter sebagai tim berkualitas.
Salah seorang pemain timnas U-19 Indonesia, Bayu M. Fiqri, juga mengatakan hal serupa.
Baca Juga: Pernyataan Polisi Yunani: Harry Maguire Mengumpat Saat Ditangkap
Pemain asal Banyuwangi itu bahkan merasa senang bisa dilatih oleh Shin Tae-yong kendati harus menaati segudang peraturan yang sebelumnya belum pernah dirasakan.
“Coach Shin bagi saya pelatih yang sangat disiplin dan keras," ucap Bayu dilansir Bolasport.com dari Kompas.
"Jadi Coach Shin bisa dengan cepat membentuk karakter pemain Indonesia menjadi lebih kuat."
"Dia sangat tegas di lapangan, hal itu yang saya suka,” tuturnya.
Baca Juga: Bak Paket Komplet, Fabio Quartararo adalah Gabungan Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo
Di sisi lain, ketegasan Shin Tae-yong tidak hanya dilakukan semata-mata untuk keuntungan dirinya sendiri.
Ada kepercayaan dari rakyat Indonesia yang dipanggul oleh mantan pelatih timnas Korea Selatan itu saat setuju melatih timnas Indonesia.
Kepercayaan itu selalu dibawanya ke mana pun dirinya melangkah bersama skuad Garuda.
Oleh sebab itu, Shin Tae-yong tidak akan ragu memulangkan para pemain timnas U-19 Indonesia dari Kroasia jika tidak berlatih dengan serius.
"Tidak menutup kemungkinan pemain dipulangkan jika tidak bisa mengikuti latihan ini dengan baik," kata Shin Tae-yong dilansir Bolasport.com dari Kompas.
Baca Juga: Demi ke Persija, Seseorang di Portugal Ini Nekat Melamar ke Sergio Farias
"Mereka bisa ke Eropa karena pajak rakyat Indonesia, jadi mereka harus punya rasa tanggung jawab. Jika latihan tidak serius maka pasti akan dipulangkan," katanya lagi.
Jika sudah demikian, bukankah seharusnya kita, selaku pencinta sepak bola Tanah Air, memberikan dukungan penuh pada karya Shin Tae-yong di skuad Garuda?
Menuntut timnas Indonesia langsung berprestasi di kancah internasional memang tampaknya masih menjadi hal yang muskil.
Tetapi, setidaknya kehadiran Shin Tae-yong bisa meningkatkan karakter timnas Indonesia sebagai tim yang solid dan kuat serta berani bersaing untuk mengembalikan nama baik di level dunia.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | berbagai sumber |
Komentar