BOLASPORT.COM - Pembalap Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo, kecewa melihat Yamaha hanya memiliki satu cara mudah untuk memenangi balapan MotoGP.
Yamaha menjadi pabrikan dengan jumlah kemenangan terbanyak di MotoGP 2020.
Yamaha telah mengumpulkan empat kemenangan dari tiga rider berbeda: Maverick Vinales (Monster Energy Yamaha), Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli (Petronas Yamaha SRT.
Maverick Vinales menjadi penunggang motor YZR-M1 terkini yang berhasil mencetak kemenangan di MotoGP 2020.
Baca Juga: Kecewa dengan Michelin, Andrea Dovizioso Yakin Marc Marquez Juga Bakal Kewalahan
Maverick Vinales finis di posisi pertama pada balapan seri ketujuh MotoGP Emilia Romagna di Sirkuit Misano, Italia, Minggu (20/9/2020).
Namun begitu, torehan impresif Yamaha tersebut sedikit ternodai dengan cara kemenangan mereka yang begitu-begitu saja.
Hampir semua kemenangan Yamaha musim ini diraih dengan cara memimpin pada lap awal dan melesat meninggalkan rival hingga finis.
Vinales pun demikian. Bedanya, dia mendapat 'warisan' posisi pertama dari Francesco Bagnaia (Pramac Racing) yang terjatuh di tengah perlombaan.
Baca Juga: Joan Mir: Jadi Juara MotoGP 2020? Penuhi Target Ini Dulu deh
Fabio Quartararo mempunyai penjelasannya sendiri.
Menurut El Diablo, hal itu terjadi karena para pembalap Yamaha mengalami kesulitan untuk menyalip lawan-lawan mereka.
Quartararo menceritakan kesulitannya mendahului lawan ketika bersaing dengan Pol Espargaro (Red Bull KTM) untuk posisi podium pada balapan MotoGP Emilia Romagna.
Walau memiliki ritme yang lebih cepat, Quartararo benar-benar kesulitan untuk menyusul Espargaro.
Baca Juga: Kesepakatan Tercapai, Transfer Valentino Rossi ke Petronas Yamaha SRT Diumumkan Pekan Ini
Quartararo baru bisa menyalip Espargaro pada pengujung lomba. Itu pun terlambat karena dia kemudian mendapat penalti waktu akibat melanggar batas trek.
"Sangat sulit bagi saya untuk menyalip. Saya tahu Pol sangat kesulitan dengan ban belakang [yang aus]," ucap Quartararo dikutip BolaSport.com dari Crash.
"Namun, motornya mempunyai tenaga yang lebih besar, jadi dia mengambil sedikit keuntungan dari situ dan dia mengerem dengan sangat terlambat.
"Itu sebabnya dia bisa menahan saya," katanya menambahkan.
Baca Juga: Jadi Anak Baru UFC, Eks Jagoan Bellator Yakin Khabib Nurmagomedov Tak Bisa Menjatuhkannya
Oleh sebab itu, Quartararo menilai satu-satunya cara termudah bagi pembalap Yamaha untuk menang adalah memimpin sejak awal perlombaan.
"Saya menang dua kali dengan situasi seperti ini, sama seperti Franco dan sama seperti Maverick," tutur Quartararo menambahkan.
"Jadi begitu Anda ada di belakang dan lawan mempunyai mesin yang lebih bertenaga, Anda tidak bisa menyalipnya," tutur pembalap Prancis itu melanjutkan.
Baca Juga: PV Sindhu Juga Absen, Denmark Open 2020 Makin Hilang Pamor
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar