BOLASPORT.COM - Mantan pelatih fisik Persebaya Surabaya, Rudy Eka Priyambada, menilai gaya permainan Shin Tae-yong lebih sederhana dan cocok dibanding Luis Milla.
Mantan pelatih fisik Persebaya Suraba, Rudy Eka Priyambada, menilai bahwa timnas U-19 Indonesia era Shin Tae-yong mengalami perkembangan yang pesat.
Menurutnya, juru taktik asal Korea Selatan itu sangat jeli dalam menemukan kekurangan yang dimiliki oleh Bagas Kaffa dkk.
Tak hanya itu, Shin Tae-yong dinilai juga pandai dalam memperbaiki kekurangan yang dimiliki anak asuhnya.
Baca Juga: Terungkap, Ini Rahasia di Balik Lemparan Super Bek Timnas U-19 Indonesia
Rudy kemudian membandingkan performa timnas Indonesia asuhan Shin Tae-yong dengan Luis Milla.
Salah satu ajang yang menjadi patokan adalah Asian Games 2018.
Saat itu, penampilan timnas U-23 asuhan Luis Milla digadang-gadang menjadi permainan terbaik tim Garuda dalam satu dekade terakhir.
Hasilnya, skuad Garuda Muda mampu menembus perempat final meski harus kalah adu penalti melawan Uni Emirat Arab.
Baca Juga: Ingin Susul Witan Sulaeman, Bek Super Timnas U-19 Indonesia Mimpi Main di Eropa
Rudy sendiri berpendapat bahwa Shin Tae-yong sempat mempelajari gaya permainan yang diterapkan Luis Milla di timnas Indonesia.
Rudy berpandangan bahwa Shin Tae-yong menerapkan gaya permainan yang lebih sederhana tetapi lebih cocok ketimbang Luis Milla.
Sebab, meski kurang apik dalam permainan bola, timnas U-19 Indonesia lebih unggul soal mental, fisik, dan taktik.
"Saya pikir gaya coach Shin cocok, daripada main bagus possession dan kalah beruntung di adu penalti, mungkin berkaca main gaya itu," ucap Rudy dilansir Bolasport.com dari Kompas.
Baca Juga: Renovasi Dua Stadion Piala Dunia U-20, Kementerian PUPR Butuh Rp 400 Miliar
Di sisi lain, Shin Tae-yong sangat unggul dari segi mendisiplinkan para pemainnya di lapangan.
Bagas Kaffa dkk tampak proaktif dalam setiap pergerakan baik bertahan maupun menyerang.
Dalam lima laga uji coba yang sudah dijalan di Kroasia, Witan Sulaeman Cs juga sangat rajin dalam memberikan tekanan pada lawan-lawannya.
Mereka tak pernah berhenti berlari untuk mengejar dan menguasai bola.
Baca Juga: Hanya Tangani Renovasi 2 Stadion Piala Dunia U-20, Kementerian PUPR Dibayangi Masalah Rumput
"Yang paling penting prinsip sepak bolanya, tampaknya anak-anak U-19 sudah disiplin sekali. Kapan bertahan, ketika menyerang, semua lini proaktif," tutur mantan pelatih Tira Persikabo itu.
"Dari latihan taktik dan cara berpikirnya sangat terlihat progres, terutama disiplin. Tidak ada pemain yang jalan kaki, semua lari," kata Rudy.
"Pantas pernah dengar waktu TC timnas senior coach Shin pernah bilang di Korea kalau pemain belum mati tidak ada yang berhenti berlari."
"Fisik sudah terbentuk, prinsip bermain sudah paham. Nanti pelatih gampang mau menggunakan taktik apa saja," katanya.
Editor | : | Hugo Hardianto Wijaya |
Sumber | : | Kompas.com |
Komentar