BOLASPORT.COM - Sejak era Liga Indonesia, hanya ada lima sosok asli putra Indonesia yang berhasil menyabet status pencetak gol terbanyak liga.
Liga Indonesia pertama kali digelar pada tahun 1994.
Seperti yang diketahui, sebelumnya kompetisi sepak bola Indonesia berformat Perserikatan dan Galatama.
Tak terasa hingga tahun 2020, Liga Indonesia telah berjalan sebanyak 24 musim.
Dengan Liga 1 2020 diharuskan ditunda membuat Liga Indonesia sudah merampungkan 23 musimnya.
Baca Juga: Berlabel Timnas, Pemain yang Dicoret Tim Liga 1 Kini Resmi Dikontrak Klub Besar India
Dari 23 musim tersebut, dihasilkan 17 nama pemain yang berhasil menjadi pencetak gol terbanyak.
Sebagian besar dari nama tersebut merupakan pemain asing.
Tercatat hanya ada lima pemain asli Indonesia yang sanggup menyabet gelar tersebut.
Berikut lima nama yang dimaksud:
1. Peri Sandria
Peri Sandria mendapatkan gelar top scorer Liga Indonesia pada musim 1994-1995.
Pada saat itu, striker Bandung Raya ini berhasil mengoleksi total 34 gol.
Catatan yang dibuat Peri cukup fantastis.
Pasalnya dengan 34 golnya, Peri menjadi pencetak gol terbanyak semusim di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Baca Juga: Madura United Bingung Soal Kontrak Pemain Jika Liga 1 2020 Terus Alami Penundaan
Rekor tersebut bertahan hingga 22 tahun.
Pada tahun 2017, Peri harus rela posisinya sebagai pencetak gol terbanyak Liga Indonesia direbut oleh pemain asal Belanda, Sylvano Comvalius.
Penyerang yang saat itu membela Bali United tersebut berhasil total mencetak 37 gol di musim 2017.
Dilansir BolaSport.com dari Kompas.com, meski posisinya direbut rupanya Peri tak sedikitpun merasa sedih.
Baca Juga: Bek Persela Ingin Liga 1 Bisa Bergulir seperti Liga-Liga di Luar Negeri
Peri justru merasa senang ada pemain yang melampaui capaiannya.
Akan tetapi, pemain yang pernah membela Persib Bandung ini menyayangkan pemecah rekornya bukanlah pemain asli Indonesia.
"Senang, akhirnya ada pemain yang memecahkan rekor saya, walaupun memang lebih senang bila dipecahkan oleh pemain lokal," kata Peri.
"Namun, tidak ada masalah.
"Rekor saya kan sudah bertahan selama lebih dari dua dekade, saya sudah puas," ujarnya.
Kurniawan Dwi Yulianto mencatatkan namanya sebagai pencetak gol terbanyak Liga Indonesia pada musim 1997-1998.
Dengan mengenakan seragam Pelita, Kurniawan berhasil mengoleksi 20 gol dalam semusim.
Akan tetapi Liga Indonesia musim 1997-1998 tak bisa terselesaikan.
Hal tersebut terjadi karena adanya kekacauan politik.
Baca Juga: Madura United Sisakan Satu Laga Uji Coba sebelum Hadapi Arema FC
Liga Indonesia musim 1997/1998 kala itu baru menyelesaikan 15 pekan pertandingan babak penyisihan.
Pada Mei 1998 liga pun diputuskan dihentikan sementara. Kemudian pada tanggal 25 Mei 1998 liga diputuskan dihentikan.
Sementara itu, untuk masa terbaiknya di dunia sepak bola, Kurniawan mengakui bersama Persebaya musim 2003-2004 menjadi salah satu yang paling berkesan.
Pasalnya saat bersama Persebaya, akhirnya Kurniawan sanggup mendapatkan gelar juara Liga Indonesia pertama kalinya.
Baca Juga: Komitmen Omid Nazari bersama Persib Bandung di Tengah Kompetisi Liga 1 yang Tanda Tanya
Kurniawan menyebut itu semua tak terlepas dari peran pelatih dan pemain Persebaya.
"Dari tim pelatih, coach Jacksen F Tiago benar-benar mengerti keadaan kami dan bisa mencairkan suasana," kata Kurniawan.
"Walaupun banyak pemain timnas, kami bisa menekan ego masing-masing untuk kepentingan Persebaya," ujarnya.
Bambang Pamungkas menjadi top scorer Liga Indonesia pada tahun 2000.
Bersama Persija, Bambang meraih gelar tersebut dengan torehan 24 gol semusim.
Akan tetapi, meski berstatus pencetak gol terbanyak, pemain yang sering disapa Bepe ini belum bisa membawa gelar juara Liga Indonesia ke Jakarta.
Juara Liga Indonesia 2000 didapatkan oleh PSM Makassar.
Baca Juga: Apapun Opsinya, Sang Juara Bertahan Siap Lanjutkan Liga 1 2020
Satu musim berselang, Bepe mewujudkan mimipnya.
Pada Liga Indonesia musim 2001, Bepe akhirnya berhasil membawa Persija meraih gelar juara.
Meski tak menjadi top scorer dimusim tersebut peran Bepe untuk Macan Kemayoran sangatlah penting.
Pasalnya dengan dua gol Bepe di laga final yang membuat Persija mengunci gelar juaranya.
Dua gol pemain bernomor punggung 20 tersebut dilesatkan kegawang PSM Makassar dan membuat timnya menang dengan skor 3-2.
Sementara itu, karier Bepe memang sangat lekat dengan Persija.
Sebagian besar waktunya di sepak bola ia habiskan bersama tim asal Ibu Kota Indonesia ini.
Baca Juga: Rencana Bek PSS Sleman jika Kompetisi Liga 1 Dihentikan
Meski sempat berkarier di Malaysia pada tahun 2005 tetapi Bepe kembali kepelukan Persija dua tahun berselang.
Bepe akhirnya memutuskan pensiun pada tahun 2019, Bepe tetap mekahiri kariernya di Persija.
Berbeda dari tiga nama sebelumnya, Ilham Jaya Kesuma dapat meraih gelar top scorer Liga Indonesia sebanyak dua kali.
Hal tersebut terjadi pada musim 2002 dan 2004.
Semua capain Ilham diraih bersama Persita Tangerang.
Pada musim 2002, lelaki kelahiran Palembang ini menjadi top scorer dengan torehan 26 gol.
Dua musim berselang Ilham mengulangi prestasinya dengan mencetak 22 gol pada tahun 2004.
Baca Juga: PT LIB Tetap Kucurkan Subsidi Meski Liga 1 Ditunda, Arema FC Hanya Perlu Latihan
Meski sukses secara individu tetapi Ilham Jaya Kesuma tak seberuntung Kurniawan dan Bepe.
Pasalnya Ilham belum pernah merasakan gelar juara.
Bersama Persita, prestasi tertinggi adalah runner-up Divisi Utama Liga Indonesia musim 2002.
Sementara bersama timnas Indonesia, Ilham mendapatkan peringkat kedua di ajang Piala AFF 2004.
Kemudian, saat Ilham tak menjadi pemain, ia kembali merasakan posisi kedua.
Tepatnya saat menjadi asisten pelatih Persita di Liga 2 2019.
Dilansir dari Wartakota, dari situlah, Ilham akan terus bekerja keras mengejar mimpinya yang belum tercapai yaitu menjadi juara bersama Persita.
"Impian saya hanya satu," kata Ilham.
"Alangkah baiknya jika suatu saat nanti, saya bersama Persita Tangerang bisa meraih juara, itu saja," tuturnya.
5. Boaz Solossa
Dari empat nama sebelumnya, Boaz bisa dikatakan sebagai penyerang lokal terbaik di Liga indonesia.
Pasalnya Boaz telah meraih gelar top scorer sebanyak tiga kali.
Bersama Persipura Jayapura, Boaz pertama kali meraih status pencetak gol terbanyak Liga Indonesia pada musim 2008 dengan 28 gol.
Namun kala itu Boaz harus berbagi tempatnya dengan Cristian Gonzales karena mecatatkan jumlah gol yang sama.
Dua tahun berselang, gelar top scorer Liga Indonesia kembali didapatkan Boaz.
Pada tahun 2010, pemain yang sering disapa Boci ini menghasilkan 22 gol dalam semusim.
Terakhir status pencetak gol terbanyak Liga Indonesia didapatkan Boaz pada tahun 2013 dengan 25 gol semusim.
Baca Juga: Misi Robert Rene Alberts yaitu Jadikan Persib Terbaik di Asia
Tak hanya terakhir bagi Boaz rupanya catatan ini juga menjadi terakhir bagi pemain lokal Indonesia yang sanggup menduduki pemuncak daftar pencetak gol terbanyak Liga Indonesia.
Ini tentu menjadi pukulan bagi striker lokal Indonesia.
Pasalnya meski bermain di tanah sendiri, para pemain Indonesia harus kalah bersaing dengan pemain luar .
Kita lihat saja pada musim ini, dari tiga laga Liga 1 2020 yang telah dimulai, dalam 10 daftar pencetak gol terbanyak hanya ada dua nama asli Indonesia.
Nama yang dimaksud adalah Kushedya Hari Yudo (Arema FC), dan Evan Dimas (Persija Jakarta).
Yudo dan Evan sama-sama mengoleksi dua gol.
Sementara pemuncak top scorer sementara Liga 1 2020 ditempati pemain Persib asal Brasil, Wander Luiz dengan 4 gol.
Semoga saja untuk kedepannya, striker-striker Indonesia bisa kembali menunjukkan tajinya
Sehingga pemain kita bisa kembali merebut kejayaannya di dunia sepak bola Tanah Air.
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | Kompas.com, BolaSport.com, Wartakota |
Komentar