BOLASPORT.COM - Legenda Chelsea, Frank Leboeuf, mengaku puas dengan penampilan Timo Werner di laga melawan Southampton, tetapi tidak dengan Kai Havertz.
Timo Werner dan Kai Havertz merupakan dua dari tujuh pemain baru yang didatangkan Chelsea pada bursa transfer musim panas 2020.
Kedua pemain itu diharapkan mampu memberikan banyak kontribusi kepada Chelsea hingga beberapa musim ke depan, mengingat usia Werner dan Havertz masih muda.
Di musim perdananya bersama The Blues, Werner tampak kesulitan dalam mencetak gol.
Pemain berusia 24 tahun itu bahkan sempat mandul pada empat laga awalnya di Liga Inggris.
Baca Juga: Bos Dortmund: Jadon Sancho Batal ke Old Trafford karena Kesalahan Man United
Akan tetapi, dia berhasil membuktikan kualitasnya di laga melawan Southampton yang berkesudahan dengan skor 3-3, Sabtu (19/10/2020).
Werner mencetak dua gol dengan kemampuan individunya.
Sementara itu, Havertz yang berstatus sebagai rekrutan termahal Chelsea di bursa transfer musim panas tahun ini dengan angka 80 juta euro (Rp 1,3 triliun) masih belum menunjukkan kualitasnya walau mencetak satu gol di pertandingan kemarin.
Di pertandingan itu, pemain timnas Jerman tersebut sempat membuat blunder yang menyebabkan Saints, julukan Southampton, mencetak gol pertama.
Frank Leboeuf, yang pernah memperkuat Chelsea pada periode 1996-2001, memuji kualitas Werner yang menurutnya luar biasa.
Namun, Leboeuf mengaku kurang yakin dengan Havertz yang kerap kali tampil inkonsisten.
Baca Juga: Setelah 2.709 Hari, Gareth Bale Kembali Masuk Skuad Tottenham Hotspur
Bek yang pernah membawa Chelsea juara UEFA Super Cup itu kemudian memberikan saran agar Frank Lampard memainkan Thiago Silva di laga selanjutnya karena mantan timnya itu butuh sosok pemimpin di lini belakang.
"Saya tidak yakin dengan Havertz, saya tidak terlalu optimistis dengannya, tapi saya sangat senang dengan Werner, dia performanya memuaskan," kata Leboeuf seperti dilansir BolaSport.com dari The Sun, Senin (19/10/2020).
"Thiago Silva seharusnya kembali karena sangat penting bagi Chelsea untuk memiliki pemimpin sejati di lini belakang dan itulah masalah utama."
"Mereka semua harus bekerja keras secara fisik untuk memastikan mereka bisa bermain bersama dan menjadi lebih kuat bersama," tutur pria berusia 52 tahun itu.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | The Sun |
Komentar