BOLASPORT.COM - Saat ini gelaran Liga 1 2020 tengah dihentikan kembali karena masih tingginya angka pandemi COVID-19 di Indonesia.
Ditambah lagi Kepolisian Republik Indonesia tidak memberikan izin keramaian karena akan digelarnya Pilkada serentak di beberapa wilayah pada 9 Desember mendatang.
Tentu saja bukan hal yang baik untuk Liga 1 2020 karena penundaan tersebut bukan kali pertama terjadi.
Sebelumnya pada awal kedatangan pandemi COVID-19 pada pertengahan Maret, Liga 1 2020 harus dihentikan untuk sementara.
Baca Juga: Seusai TC di Kroasia, Timnas U-19 akan Ikuti Turnamen Toulon di Prancis
Namun dari dihentikannya liga, membuat banyak klub, pemain maupun staf pelatih merasa kehilangan pekerjaannya.
Bagaimana tidak, saat itu Liga 1 2020 harus dihentikan hingga bulan September.
Harapan pun mulai sedikit terlihat kala PSSI, PT LIB dan seluruh klub Liga 1 setuju untuk kembali menggelar pertandingan pada bulan Oktober.
Saat itu tanggal 1 dipilih sebagai laga pembuka usai dihentikannya liga sejak pertengahan Maret lalu.
Baca Juga: Gelar Rapat Terbatas, Presiden Joko Widodo Yakinkan Indonesia Aman untuk Piala Dunia U-20 2021
Namun karena izin tidak keluar, akhirnya PSSI, PT LIB dan seluruh klub Liga 1 2020 kembali melakukan pertemuan.
Dalam pertemuan itu disebutkan bahwa liga kembali ditunda selama satu bulan.
Itu artinya Liga 1 2020 akan digulirkan pada 1 November mendatang
Namun, kembali, Kepolisian Republik Indonesia masih belum memberikan izin untuk PT LIB dan PSSI menggelar Liga Indonesia.
Baca Juga: Pelatih Persebaya Tak Masalah Jika Liga 1 2020 Berganti Format
Akibatnya, ketidakjelasan pun menghinggapi Liga Indonesia edisi 2020 itu.
Karena hal itu lah, menurut plt Sekjen PSSI, Yunus Nusi, pihaknya telah menyiapkan beberapa opsi untuk Liga 1 2020.
Yang paling akhir ialah soal waktu digulirkannya kembali liga, yakni pada bulan Januari 2021.
"Jika itu belum diizinkan karena alasan keramaian terkait Pilkada 2020, PSSI akan mencoba memulai pada 1 Januari 2021," ujar Yunus Nusi.
Baca Juga: Kiat Paul Munster untuk Perbaiki Mental Para Pemain Bhayangkara FC
"Intinya kompetisi lanjut tahun 2020 ini akan diteruskan. Apalah mulai 1 November, 1 Desember, atau bahkan 1 Januari," tutur Yunus Nusi.
Di sisi lain, Ketua PSSI, Mochamad Iriawan berharap Liga 1 2020 dapat dimulai kembali pada bulan November.
Pasalnya jika melebihi itu, akan sulit untuk sepak bola Indonesia mengikuti jadwal FIFA dan AFC yang telah direncanakan.
"PSSI memohon untuk bisa ditunda selama satu bulan, karena kalau kompetisi dimulai bulan November akan selesai pada bulan Maret," kata pria yang akrab disapa Iwan Bule itu.
Baca Juga: Latihan Lagi Seusai Liburan, Begini Kondisi Pemain Bhayangkara FC
"Kalau kompetisi dimulai Desember dipastikan sulit terjadi karena awal April mulai memasuki bulan Ramadhan.
"Dan Mei, Juni sudah Piala Dunia, sehingga kompetisi hanya bisa dilanjutakan pada bulan Agustus 2021, yang mana hal ini akan menghilangkan satu generasi.
"Serta PSSI (Timnas) tidak bisa mengikuti agenda FIFA dan AFC. Dan PSSI juga akan dipandang kurang baik oleh FIFA dan AFC," ujarnya.
Belum lagi adanya opsi tentang Liga 1 2020 yang dibagi menjadi dua wilayah atau juga menerapkan satu putaran saja.
Baca Juga: Lawan Klub Pemain Malaysia, Bek Timnas Indonesia Gagal Menang di Liga Thailand
Jika dilihat dari opsi yang ada, tentu perubahan tersebut terkesan seperti terlalu dipaksakan.
Padahal akan terlihat lebih jelas jika adanya penegasan terkait nasib Liga 1 2020, dan tidak digantung seperti saat ini.
Dengan begitu semua klub, baik pemain maupun staf tidak merasa diberi harapan palsu.
Belum lagi jika dilihat dari sisi klub, finansial selalu menjadi sebuah permasalahan utama kala liga sedang tidak berjalan.
Baca Juga: Liga 1 2020 Belum Jelas, Pelatih Persib Siapkan Timnya untuk Berlaga pada Januari 2021
Sama halnya saat ini, klub harus mengeluarkan uang yang lebih karena diperintahkan melakukan renegosiasi kontrak untuk pemain dan staf.
Belum lagi fasilitas yang diberikan klub untuk pemain dan staf yang angkanya pun terbilang sangatlah besar.
Itulah mengapa klub saat ini selalu berteriak soal subsidi dari operator liga untuk mereka.
Pemasukan yang nihil serta transaksi pengeluaran yang tiada hentinya membuat keuangan banyak klub menjadi tidak sehat.
Baca Juga: Akan Hadapi Tim dari Kroasia, Timnas U-19 Indonesia Punya Tren Bagus
Dalam sebuah acara webinar tentang Kompetisi, antara Bisnis dan Kemanusiaan, CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi secara terbuka menyebutkan nominal angka kerugian timnya.
Akibat ketidakjelasan liga yang ditunda-tunda, setidaknya PSIS Semaeang mengalami kerugian sekitar Rp 7,5 Miliar.
"Kalau kerugian hingga hari ini kami sudah rugi Rp 7,5 miliar. itu untuk apa? Jadi di awal musim biasanya begitu mau main, pasti pemain banyak yang minta dp, persiapan tim, kontrak rumah, fasilitas dll," jelas Yoyok Sukawi.
"Itu kami keluarkan sekitar Rp 4 miliar untuk tahap awal. Setelah libur, bulan Agustus mendapat kabar liga akan berjalan kembali. Itu tentu saja operasional bertambah lagi, yang tadinya apartemen sudah ditutup menjadi dibuka lagi, mobil yg sudah dikembalikan disewa lagi, pemain yang sudah di Brasil didatangkan kembali."
Baca Juga: Selain Menjaga Gawang, Kiper Timnas U-19 Indonesia Punya Tugas Khusus
"Biayanya sama seperti awal musim. Sehingga kami restart kemarin habis hampir Rp 3-4 miliar. Kemarin dapat kabar lagi liga ditunda kembali dan membuat seluruh pemilik klub berhitung lagi dan menyiapkan lagi uang Rp 3-4 miliar," ucapnya.
Jika dilihat dari permasalahan tersebut, alangkah baiknya jika PSSI dan PT LIB dengan tegas memfokuskan diri untuk melanjutkannya ke Liga 1 2020.
Pasalnya jika berbicara soal timnas yang akan bertanding di Piala Asia U-19 dan Piala Dunia U-20, hingga saat ini mereka tidak mengalami gangguan sama sekali.
Bahkan tim besutan Shin Tae-yong itu semakin hari terlihat semakin kompak dan solid.
Baca Juga: Jika Witan Sulaeman dan Elkan Baggott Pergi, Shin Tae-yong Titip Pesan
Dari memfokuskan diri menuju Liga 1 2021, justru akan membuat pekerjaan PSSI dan PT LIB tidak kelimpungan seperti saat ini.
Bahkan PSSI dan juga PT LIB bisa menghemat dana, daripada harus terus mengeluarkan subsidi yang terbilang cukup besar untuk satu klub.
Meski nantinya klub meminta subsidi, maka setidaknya nominalnya pun akan lebih kecil dari sebelumnya.
Sebagai gantinya, PSSI dan PT LIB bisa mengadakan sebuah kompetisi layaknya Piala Presiden yang belangsung cukup singkat.
Dibandingkan harus menjalankan liga yang justru dapat menghabiskan waktu setidaknya tiga bulan lebih.
Baca Juga: Rutin Bayar Gaji, Manajemen Persib Bandung Dipuji Robert Alberts
Hal itu berguna agar kegiatan klub dan juga pemain tidak terhenti begitu saja.
Belum lagi jika Liga 1 2020 tetap dipaksakan, maka ada renggang waktu yang terlalu dekat dengan musim baru nantinya.
Yang tentunya pekerjaan federasi dan operator liga akan semakin berat lagi.
Akan terlihat lebih bijak jika PSSI dan PT LIB dengan tegas melangkahkan kakinya untuk berfokus ke Liga 1 2021.
Dengan begitu maka tidak akan ada lagi ketidakjelasan dan menerka-nerka terkait berjalannya Liga 1 2020.
Baca Juga: Witan Sulaeman Bertahan Lebih Lama di Timnas U-19 Indonesia, Shin Tae-yong Semringah
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar