BOLASPORT.COM - Mantan pelatih Barcelona, Quique Setien, mengaku sudah mengetahui nasibnya di Camp Nou telah ditentukan sebelum kekalahan telak 2-8 dari Bayern Muenchen.
Pada pertengahan Agustus 2002 Barcelona memecat pelatih mereka kala itu, Quique Setien.
Pemecatan tersebut terjadi tak lama setelah Barcelona kalah telak dengan skor 2-8 dari Bayern Muenchen di perempat final Liga Champions 2019-2020.
Kekalahan telak itu menjadi salah satu faktor yang membuat Barcelona akhirnya memecat Setien.
Baca Juga: Tak Tega Lihat Petarung GOAT Menua dan Kalah Melulu, Bos UFC: Anda Harus Pensiun
Namun, sebelum insiden 2-8 itu, Barcelona juga kerap dikabarkan sudah ingin memecat Setien yang tidak mampu membawa Blaugrana tampil konsisten sehingga gagal menjuarai Liga Spanyol 2019-2020 meski menjadi pemuncak klasemen pada paruh musim.
Dan ternyata rumor tersebut benar adanya. Setien mengaku bahwa ia telah mendengar dengan telinganya sendiri bahwa pembicaraan tentang pemecatan dirinya telah dilakukan sebelum insiden 2-8.
Hal tersebut diungkapkan Setien dalam sebuah wawancara yang dilakukan baru-baru ini.
Baca Juga: Manchester United Vs Arsenal - Old Trafford Terlalu Angker Buat The Gunners
"Karier saya berakhir dengan sangat buruk, kekalahan besar itu membuat siapa pun termasuk Anda masuk ke dalam sejarah Barcelona," ujar Setien seperti dikutip BolaSport.com dari El Pais.
"Saya ikut serta ke dalam orang yang bersedia disalahkan untuk kekalahan itu."
"Tetapi, suatu hari saya akan menulis cerita itu di dalam buku saya."
Baca Juga: Anthony Joshua Pilih Fokus ke Tyson Fury Ketimbang Olaksandr Usyk
"Namun, setelah saya dipecat, saya menemukan bahwa keputusan (memecat) telah dibuat klub sebelum kekalahan 2-8. Saya mendengar semuanya," kata Setien menambahkan.
Meski demikian, Setien tidak menaruh hati pada perlakuan Barcelona kepadanya itu.
Ia justru lebih menyayangkan kesempatan melatih Barcelona yang tidak ia manfaatkan dengan baik.
Baca Juga: Barcelona Gagal Menang dalam 4 Pertandingan Terakhir, Ronald Koeman Mulai Khawatir
Setien mengatakan bahwa selama melatih Barcelona ia tak melakukan apa yang seharusnya.
Namun, karena situasi dan kondisi yang tidak mendukung, Setien pun tidak bisa melakukan apa yang bisa ia lakukan.
"Saya bukan diri saya sendiri. Saya tidak bisa, atau tidak tahu bagaimana menjadi diri saya sendiri, namun itulah faktanya," tambahnya.
Baca Juga: Quique Setien: Lionel Messi Pemain Terbaik Sepanjang Masa, tetapi...
"Ketika Anda bergabung dengan klub dengan klub dengan dimensi seperti Barcelona, Anda sudah tahu bahwa segalanya tidak akan mudah, meskipun memiliki pemain terbaik di dunia."
"Yang sebenarnya terjadi adalah saua tidak bisa menjadi diri saya sendiri, saya juga tidak melakukan apa yang seharusnya saya lakukan."
"Memang benar saya bisa mengambil langkah drastis, tetapi itu tidak akan banyak membantu dalam waktu sesingkat itu ditambah dengan segalanya yang menjadi lebih singkat setelah kota di-lockdown."
Baca Juga: Persib Bandung Hentikan Sementara Kegiatan Tim Sampai Waktu yang Belum Ditentukan
"Sampai saat itu tim baik-baik saja. Kami mulai mengubah banyak hal. Kami unggul dua poin saat istirahat. Kembali kami memulai dengan baik di Mallorca dan perjalanan Madrid luar biasa."
"Pada akhirnya, ketegangan di klub terlalu berlebihan. Tapi sungguh, ada situasi yang dalam konteks berbeda dan dalam keadaan berbeda saya bisa saja melakukan sesuatu yang berbeda.
"Akan tetapi, tidak ada waktu untuk saya berpikir atau bekerja kala itu," tutur sosok berusia 62 tahun itu menambahkan.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | El Pais |
Komentar