BOLASPORT.COM - Petinju kelas berat, Dillian Whyte, sangat malu dengan Deontay Wilder yang mengeluh soal kekalahan yang didapatkan saat lawan Tyson Fury.
Dillian Whyte turun ke dalam pertengkaran hebat antara Deontay Wilder dan Tyson Fury.
Deontay Wilder disebut Dillian Whyte sebagai petinju yang pengecut dan memalukan karena terlalu banyak alasan.
Tyson Fury dijadwalkan akan berhadapan dengan Deontay Wilder untuk pertandingan ketiga, namun jadwal untuk kedua petinju masih belum jelas.
Baca Juga: Puncaki Klasemen, Joan Mir Harap Para Rivalnya Lebih Tertekan
Akhirnya Wilder turun ke media sosial menuntut pertarungan trilogi tetap berlangsung, di mana ia bertekad mengambil gelar juara dunia WBC yang diambil Fury.
Petinju berjuluk The Bronze Bomber tersebut juga membuat pernyataan lain dengan memberikan tuduhan serius kepada Fury dari dua pertandingan sebelumnya.
Fury disebut Wilder telah berlaku curang dengan memasukkan benda berat ke dalam sarung tinju, shingga ia menelan kekalahan pada Februari lalu.
Selain itu, Wilder juga menuding mantan pelatihnya Mark Breland tidak loyal karena melemparkan handuk tanda menyerah saat melawan Fury.
Baca Juga: Jika Tak Cedera, Marc Marquez Juga Belum Tentu Jadi Juara Dunia
Melihat banyaknya tudingan yang mengada-ada, Whyte kemudian mengaku sangat sulit tidak mengatakan Wilder merupakan aib bagi dunia tinju.
"Kurasa kita tidak akan melihatnya lagi di atas ring. Dia seorang pengecut dan sangat memalukan," kata mantan juara interim WBC tersebut kepada Sky Sports, dilansir BolaSport.com dari Boxingscene.com.
"Perilaku yang dia tunjukkan dan cara dia bertindak, menyalahkan orang lain selain dirinya sendiri, dan menyingkirkan orang yang paling paham soal tinju di corner-nya sendiri? Sangat aneh."
"Saya tidak memberikan satu alasan apapun setelah kekalahan saya. Saya langsung berlatih kembali dan memperbaiki kesalahan yang saya lakukan," ucap dia lagi.
Baca Juga: Si Jagoan Bellator Tantang Tony Ferguson dan Justin Gaethje
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BoxingScene |
Komentar