BOLASPORT.COM - Mantan juara kelas menengah UFC, Robert Whittaker, menyebut gaya provokasi mantan lawannya, Israel Adesanya, tak ada bedanya dengan gaya politisi.
Robert Whittaker dan Israel Adesanya pernah bertemu pada petarungan UFC 243, 6 Oktober 2019.
Dalam laga tersebut, Adesanya menang atas Whittaker pada ronde kedua.
Dalam wawancara yang dikutip BolaSport.com dari Essentially Sports, Whittaker mengatakan bahwa Adesanya meraih kemenangan berkat kemampuannya memprovokasi lawan.
Whittaker juga menyebut Adesanya sebagai sosok yang lihai berbicara di depan umum dan menyerang rivalnya.
Baca Juga: Ini Sosok Paling Seram di Kelas Ringan Setelah Khabib Pensiun
Hal tersebut pun memengaruhi Robert Whittaker saat berada di dalam arena oktagon.
"Kata-kata Izzy (panggilan Adesanya) hanya satu dari banyak hal yang membuat fokus saya berantakan," ucap Whittaker.
"Selain itu masih ada faktor sorotan publik yang kami berdua terima di Australia, tempat pertarungan berlangsung," kata dia lagi.
Kendati demikian, Whittaker menolak menjadikan faktor omongan Adesanya sebagai satu-satunya penyebab kekalahannya.
"Saya yakin ada pengaruhnya. Namun, menurut saya omongan dia hanya pelengkap dan bukan faktor utama," ujar dia menjelaskan.
Baca Juga: Go Wider Go Up Photo Exhibition
Lebih lanjut, Robert Whittaker tak ragu mengatakan bahwa dia bisa saja memenangi laga versus Israel Adesanya.
"Ada saatnya ketika saya dan Izzy harus menghadiri banyak konferensi pers. Saya tersadar bahwa situasi tersebut tak ada bedanya dengan kontes politik," kata Whittaker.
"Kami pergi ke banyak tempat dan mencari simpati penonton lewat kata-kata. Saya benci sekali situasi demikian."
"Rasanya sangat konyol. Kalau saja perang kata-kata adalah bagian pertarungan, saya bisa saja menang. Namun bukan itu inti pertandingannya," tutur dia.
Baca Juga: Tony Ferguson Bongkar Penyebab Ekspresi Khabib Kontroversial Jelang UFC 254
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | essentiallysports.com |
Komentar